Kebutuhan Beras Maret-Mei 2024 dalam Kondisi Aman

Pekerja memanen padi menggunakan mesin panen di area persawahan Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (8/2/2024). Kementerian Pertanian menargetkan produksi gabah tahun 2024 naik dari 31 juta ton menjadi 35 juta ton gabah. (Dok; ANTARA FOTO/Yudi/Spt)

Jakarta, Owntalk.co.id – Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa persediaan beras untuk Maret, April, dan Mei 2024 akan terjamin dengan baik.

“Masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan beras selama bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idulfitri mendatang,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (15/3/2024).

Mentan menjelaskan bahwa kepastian ini didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait panen raya petani pada bulan Februari dan Maret tahun ini.

“Insyaallah, menurut data BPS, kebutuhan beras kita untuk Maret, April, dan Mei dalam kondisi aman. Namun, untuk kebutuhan bulan Juni, kita masih harus menghitung dari pertanaman saat ini yang berlangsung pada bulan Maret,” katanya.

Sementara itu, diprediksi bahwa produksi padi tahun ini akan melimpah, yang akan berdampak pada penurunan harga beras di pasaran. Meski demikian, Mentan berharap penurunan tersebut tidak berdampak pada hasil panen raya petani.

“Pada bulan Maret, harga beras pasti akan turun. Aku pastikan turun. Jadi, bagi yang merasa beras masih mahal, saya pastikan akan turun, dan kita memastikan bahwa pasokan beras akan mencukupi selama bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri, bahkan dua bulan setelah Idulfitri juga akan aman. Untuk situasi bulan Juni, kita akan memantau hasil tanam saat ini,” jelasnya.

Produksi Padi Melimpah di Jawa Timur

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memastikan bahwa produksi padi tahun ini akan melimpah. Diprediksi, luas panen pada Maret dan April 2024 mencapai 928.105 hektare (ha) dengan produksi gabah kering giling (GKG) periode Januari-April mencapai 5,219 juta ton atau setara dengan 3,346 juta ton beras.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Dydik Rudy Prasetya, mengatakan bahwa puncak panen akan terjadi pada bulan April mendatang dengan luas panen mencapai 402.698 hektare. Hal ini memastikan pasokan beras di pasaran tetap stabil.

“Untuk itu, kami telah memetakan wilayah sentra produksi dan memantau jadwal panen untuk memastikan pasokan pangan terdistribusi merata di Jawa Timur dan nasional,” ujar Dydik, Rabu, (13/3/2024).

Dydik menambahkan bahwa beberapa kabupaten yang sedang dalam masa panen tahun ini antara lain Jember, Ngawi, Tuban, Pasuruan, Lamongan, dan Bojonegoro.

Saat ini, pihaknya sedang berupaya memperlancar distribusi dari sentra produksi ke pasar-pasar di Jawa Timur untuk menjaga stabilitas harga baik di tingkat petani maupun konsumen. Dengan berbagai upaya ini, diharapkan ketersediaan beras tetap terjaga hingga pasca Hari Raya Idulfitri.

“Dalam hal ini, kami mendorong partisipasi gapoktan dan perusahaan pengelola penggilingan padi untuk ikut serta dalam proses penyerapan dan operasi pasar bersama pemerintah daerah,” katanya.

Terakhir, Dydik mengungkapkan bahwa telah disusun perencanaan jangka panjang untuk distribusi dan menyiapkan pola tanam pasca panen mendatang.

“Dalam jangka pendek, kami telah merencanakan pola tanam dengan percepatan olah tanah dan penanaman, di mana lokasi yang sudah panen pada bulan Februari akan segera ditanami di awal Maret,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *