Polri Apps
banner 728x90

Diharapkan Awal 2024 Pabrik Kaca Terbesar Mulai Dibangun di Rempang

Pulau Rempang, Kota Batam.

* China Siap Investasi di Rempang Rp172,5 T

Jakarta, Owntalk.co.id – Perusahaan kaca dan solar panel terkemuka di China, Xinyi Group, diharapkan telah mulai dibangun di Pulau Rempang, Kota Batam pada 2024. Nilai nvestasi US $ 11,5 miliar (Rp172,5 triliun) dinilai mampu mendongkrak ekonomi regional dari sektor industri.

Pemerintah optimistis pabrik itu akan segera terealisasi. Langkah awal telah dimulai dengan penandatanganan kerjasama antara PT Makmur Elok Graha (MEG) Indonesia dengan Xinyi Grup di hadapan Presiden Jokowi di China, pekan lalu. Tanah seluas 17.000 hektar kini telah disiapkan untuk kepentingan industri hulu hingga hilir di ujung tenggara Kota Batam itu.

”Ini adalah pabrik terbesar kedua di dunia setelah China, dan pabrik nomor satu di luar China. Produknya akan diekspor ke luar negeri hingga 95% karena pasar utamanya adalah pasar internasional. Pendirian perusahaan ini menjadi bagian dari hilirisasi industri nasional,” kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, seperti dirilis media ini, Jumat, 11/8/2023.

Realisasi investasi itu, kata Bahlil, sebagai tindak-lanjut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Chengdu, China pekan lalu. Bahlil juga menyebut bahwa pabrik itu nantinya akan memproduksi solar panel, di mana kebutuhan terhadap solar panel akan kian meningkat di dunia, sehubungan dengan program global terhadap energi terbarukan.

Perusahaan di China yang akan menginvestasikan modalnya, yakni Xinyi Group, menurut Presiden Jokowi, merupakan mitra strategis bagi Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia akan mempercepat realisasi pabrik kaca itu di Pulau Rempang, di tengah berbagai permasalah yang ada. Pemerintah kini mengapresiasi dan menyambut baik rencana investasi yang akan menyerap puluhan ribu tenaga kerja dalam negeri.

Rencana investasi di Batam merupakan proyek kedua di Indonesia. Sebelumnya, Xinyi Group melakukan investasi tahap pertama untuk basis manufaktur kaca komprehensif berskala besar di Kawasan JIIPE (Java Integrated and Industrial Port Estate) di Gresik tahun lalu sebesar US $700 juta. Produksinya diperkirakan terlaksana di pertengahan tahun depan. Ini (fasilitas di Batam) akan menjadi pabrik terbesar kedua di dunia setelah China. Kalau kita sudah berhasil membangun sistem hilirisasi dari nikel, sekarang mulai kita dorong ke pasir kuarsa. Output produknya hampir 95% untuk ekspor, karena pasarnya adalah luar negeri. Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Pendirian pabrik itu, diyakini akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Indonesia. Diperkirakan akan tercipta 35.000 lapangan pekerjaan dari proyek ini, serta akan berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha nasional. Presiden Jokowi, kata Bahlil, telah menyatakan kesiapan membantu apabila ada hambatan di lapangan.

”Saya mengapresiasi komitmen investasi Xinyi dalam mendukung hilirisasi industri kaca panel surya di Indonesia. Saya juga menyambut baik dimulainya proyek Xinyi. Apabila ada persoalan di lapangan, kami akan bantu sepenuhnya,” ungkap Jokowi dalam keterangan tertulis. Bahlil Lahadalia menjelaskan rencana investasi Xinyi Group senilai US$ 11,6 miliar tersebut meliputi pengembangan ekosistem rantai pasok industri kaca serta industri kaca panel surya di Kawasan Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Menurut Bahlil investasi Xinyi Group ini merupakan bukti tingginya kepercayaan investor kepada Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Mengingat, Xinyi Group merupakan perusahaan pemain kaca terbesar di dunia. ”Kami menandatangani MoU dan perjanjian kerja sama dalam membangun ekosistem hilirisasi di Rempang, Kawasan Batam dengan rencana investasi sebesar US$ 11,6 miliar. Investasi ini untuk membangun kaca dan solar panel, serta akan memakai tenaga kerja Indonesia sekitar 35 ribu orang,” kata Bahlil.

Rencana investasi di Batam merupakan proyek kedua di Indonesia. Sebelumnya, Xinyi Group melakukan investasi tahap pertama untuk basis manufaktur kaca komprehensif berskala besar di Kawasan JIIPE (Java Integrated and Industrial Port Estate) di Gresik tahun lalu sebesar US $700 juta. Produksinya diperkirakan terlaksana di pertengahan tahun depan. Ini (fasilitas di Batam) akan menjadi pabrik terbesar kedua di dunia setelah China. Kalau kita sudah berhasil membangun sistem hilirisasi dari nikel, sekarang mulai kita dorong ke pasir kuarsa. Output produknya hampir 95% untuk ekspor, karena pasarnya adalah luar negeri,” kata Bahlil

CEO Xinyi Group Lee Yin Yee menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Indonesia yang telah membuka kesempatan berkolaborasi untuk pengembangan industri panel surya mereka. Ia berharap kerja sama yang akan dilaksanakan ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. ”Sebelumnya Xinyi Group telah berinvestasi di Gresik. Kali ini kami berencana untuk berinvestasi dalam pembangunan industri fotovoltaik atau panel surya di Pulau Rempang dan akan menjadi area industri fotovoltaik komprehensif terbesar di dunia,” ucap Yin Yee.

Xinyi Glass Holdings Limited merupakan anak perusahaan dari Xinyi Group. Investasi lanjutan dengan total nilai sekitar US$ 11,6 Miliar di Pulau Rempang ini diperkirakan dapat menyerap sekitar 35 ribu tenaga kerja. Investasi ini akan berfokus pada pengembangan ekosistem hilirisasi industri kaca panel surya terintegrasi mulai dari pengolahan pasir silika hingga ke pembuatan kaca panel surya dan polisilikon.

Dalam kegiatan pertemuan dan penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut, dilaksanakan juga penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Xinyi Group dengan PT Makmur Elok Graha (MEG) dalam hal penyiapan lokasi dan kebutuhan pendukung lainnya di Pulau Rempang. Lahan yang telah disepakati seluas 17.000 hektar merupakan bagian dari rencana investasi pabrik pembuatan solar sel itu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *