Batam, Owntalk.co.id – Sebagai Negara Kepulauan, pelabuhan di Indonesia sangat dibutuhkan. Pelabuhan berperan untuk menunjang kegiatan ekonomi dan bisnis.
Namun di samping pelabuhan-pelabuhan resmi yang dikelola pihak Swasta maupun Pemerintah, banyak juga pelabuhan tidak resmi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pelabuhan Tikus.
Salah satu tokoh masyarakat Sagulung Maruba Simbolon, Parna, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Tenaga kerja dan Lingkungan Hidup Ikatan Keluarga Besar Sumatera Utara (IKABSU), menyoroti keberadaan pelabuhan tikus dengan aktivitasnya yang saat ini marak di wilayah Kecamatan Sagulung.
Menurut Parna, salah satu yang menarik perhatian masyarakat sagulung saat ini pelabuhan tikus yang keberadaannya bersebelahan dengan salah satu perusahaan Shipyard Galangan Kapal di jalan dapur-12 Kelurahan Sei Pelengut, Kecamatan Sagulung Batam.
“Masifnya keberadaan pelabuhan tikus di Indonesia merupakan masalah serius yang perlu segera diatasi dan patut dicatat bahwa hal tersebut adalah situasi yang sudah berlangsung lama, bahkan lebih lama dari usia Republik ini,” kata Parna akrab disapa kepada tim Redaksi Owntalk.co.id, Minggu (12/5/2024).
Lanjut Parna, “Kita harus sepakat bahwa pelabuhan tikus merupakan ancaman bagi keamanan nasional dan perekonomian Bangsa Indonesia,” tambahnya.
Dijelaskan Parna bahwa, pelabuhan tikus ini merupakan pelabuhan yang tidak dikelola dengan baik, serta tidak memenuhi standar, baik tingkat Nasional maupun Internasional.
“Dengan demikian, pelabuhan-pelabuhan ini kerap digunakan untuk kegiatan ilegal, seperti penyelundupan barang, perdagangan manusia, perdagangan narkoba, bongkar muat BBM ilegal dan lainnya,segala kegiatan yang ada di pelabuhan itu tentu saja merugikan Negara.” tegas Parna.
Masih kata parna, kuat dugaan kasus penyelundupan masih saja marak terjadi di Batam (Sagulung). Hal itu ditengarai karena banyaknya pelabuhan tikus tersebut.
“Keberadaan pelabuhan tikus di Batam merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap kasus penyelundupan. Pelabuhan tikus sering digunakan penyelundup untuk membawa barang ke Indonesia secara ilegal.” jelas parna.
Oleh sebab itu pemerintah melalui dinas terkait perlu mengambil tindakan segera menutup pelabuhan”tikus dan memperbaiki pengelolaan pelabuhan di Indonesia khususnya di kota Batam,”. tutupnya. (RO/007)