Polri Apps
banner 728x90

Uniknya Bahasa Melayu Lingga: Istilah-Istilah yang Mewarnai Ekspresi Sehari-hari

Keindahan Gunung Daik yang terletak di Kabupaten Lingga. (Dok; Istimewa)

Lingga, Owntalk.co.id – Sebuah perjalanan melalui waktu dan budaya masyarakat Lingga mengungkapkan keunikan bahasa Melayu yang terus hidup secara turun temurun.

Dalam pergaulan sehari-hari, masyarakat Lingga memperkaya komunikasi mereka dengan beragam istilah bahasa Melayu yang tetap relevan dari masa ke masa.

Bahasa ini membentang sepanjang sejarah dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu Lingga, menunjukkan kekayaan linguistik dan warisan budaya yang dilestarikan hingga kini.

Beberapa di antara istilah-istilah yang sering terdengar mencakup:

  • Cube try: Merupakan padanan dari “Dicoba” dalam bahasa Indonesia, menggambarkan tindakan untuk mencoba suatu hal.
  • Tesembam: Dalam Bahasa Indonesia, diartikan sebagai “Tersungkur,” menggambarkan posisi atau aksi terjatuh.
  • Belite: Biasanya diartikan sebagai cerewet atau ngomel, mencirikan sifat atau tindakan seseorang yang banyak bicara.
  • Teselet: Merujuk pada kondisi terjepit atau terperangkap, sesuai dengan arti dalam Bahasa Indonesia.
  • Tekantet, Koyak, dan Rabak: Menunjukkan makna “sobek,” menggambarkan sesuatu yang mengalami kerusakan fisik.
  • Ngelancot: Diterjemahkan sebagai “Keterlaluan,” mencerminkan perilaku atau pernyataan yang dianggap berlebihan atau tidak pantas.
  • Nyelongka: Artinya “Bongkar,” mengacu pada tindakan membongkar atau mengungkapkan sesuatu.
  • Bejelom: Biasa diartikan dengan membahasi sedikit area muka atau badan dengan air, menunjukkan kegiatan yang melibatkan air secukupnya.
  • Bekelinta: Sering disebut mondar mandir dalam situasi panik, mencerminkan perilaku yang tidak terarah atau panik.
  • Bungkas: Diartikan sebagai benda mati yang terlepas, menunjukkan sesuatu yang tidak lagi terikat atau terhubung.
  • Besembe: Maksudnya adalah Muncerat, menggambarkan sesuatu yang mengalami kerusakan atau pecah.
  • Tekulai: Sama dengan bengkok, mengacu pada sesuatu yang melengkung atau tidak lurus.
  • Aok: Merupakan bentuk persetujuan yang setara dengan “Iya” dalam Bahasa Indonesia.
  • Meranyah: Artinya ngelantur, menggambarkan tindakan atau perkataan yang menyimpang dari pokok pembicaraan.
  • Tebiat: Menunjukkan sifat berlebihan atau berlebihan dalam suatu tindakan atau perilaku.
  • Selap: Artinya ketagihan atau keterusan, menggambarkan seperti seseorang keterusan dalam melakukan suatu hal.
  • Besepai: Artinya pecah, menggambarkan sesuatu yang mengalami kerusakan atau pemecahan.
  • Juat: Maksudnya tidak mengerti, menunjukkan ketidakpahaman terhadap suatu hal.
  • Kalang Kabot: Berarti mencari kesana kemari, menggambarkan seseorang yang bergerak tanpa tujuan tertentu.
  • Wahab: Diartikan sebagai Pembohong, menggambarkan seseorang yang cenderung berbohong atau tidak jujur.

Terlepas dari arus modernisasi, istilah-istilah ini terus menjadi bagian integral dari percakapan sehari-hari masyarakat Melayu Lingga, memperkaya kehidupan sosial dan budaya mereka dengan warisan yang bernilai.

Penulis: YudEditor: Nur Anida

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *