Jakarta, Owntalk.co.id – Usai memerkosa 13 santriwati hingga hamil dan melahirkan Herry Wirawan membuat pengakuan dosa di Pengadilan Negeri (PN) Bandung.
Dalam pengakuannya tersebut ia mengungkapkan perlakuannya itu didasari kekhilafan kepada santriwatinya.
Setelah dicecar dengan beragam pertanyaan atas perbuatannya oleh para santri, Herry mengakui seluruh perbuatannya berdasarkan kekhilafan dan meminta maaf.
Saat ini yang menjadi sorotan ialah upaya penyekapan dan penekanan psikologis korban. Tindakan yang dilakukan Herry ini dinilai membuat para santriwati tidak bisa melapor dan menolak permintaan terdakwa.
Baca Juga :
- Batam Raih Juara Umum STQH XI Kepri 2025, Siap Tampil di Tingkat Nasional
- Wajah Buram Perlindungan PRT di Batam, Ketua Grib Jaya Batam: Ini Tamparan Bagi Kita Semua
- PK NTT Kota Batam Pastikan Dua Tersangka Penganiayaan ART Intan Sudah Ditahan, Tak Ada Perdamaian
Aksi bejatnya ini telah ia lakukan selama lebih kurang 6 tahun mulai 2016 sampai 2021, yang menjadi pertanyaan apa yang ia lakukan dan apa yang ia janjikan untuk menekan para korban agar tidak melapor.
Atas perbuatan asusilanya itu, Guru ngaji sekaligus pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Manarul Huda Antapani didakwa melanggar Pasal 81 ayat (1), ayat (3) jo pasal 76D dan atau pasal 81 ayat (2) UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.