Polri Apps
banner 728x90

Per Mei 2020, Bertambah 1,7 Juta Warga Indonesia Menganggur Efek Covid 19, Ini Solusi dari Cahyo Budi

berita terkini batam
Cahyo Budi Santoso(foto: owntalk)

Owntalk.co.id – Kemenaker RI merilis jumlah tenaga kerja yang terdampak covid-19 per 1 Mei 2020 sebanyak 1,7 juta orang. Masih ada sekitar 1,2 juta data lagi yang sedang diverifikasi. Jika 1,2 juta ini clear, berarti ada sekitar 2,9 juta tenaga kerja yang berpotensi menjadi pengangguran akibat covid-19. Jumlah ini meningkat sebesar 42% dari jumlah penggangguran pada Februari 2020 yang mencapai 6,88 juta orang.

Cahyo menuturkan, Pengangguran selalu menjadi momok, Dianggap penyebab menurunnya pertumbuhan ekonomi sekaligus penyebab meningkatnya angka kriminalitas, Wajar, Kondisi nganggur tapi tuntutan kebutuhan jalan terus. Jadinya ya nyuri, ngrampok, begal dan lain-lain.

“Menurut data tersebut melihatkan bahwa  pengangguran menjadi faktor utama masyarakat untuk melakukan apapun, demi memenuhi kebutuhan ekonomi yang cukup terbilang sulit wajar saja bagi pengangguran melakukan aksi kriminalitas dalam alasan memenuhi kebutuhan ekonomi,” ungkap Dosen Universitas Riau Kepulauan tersebut

Lanjut cahyo yang merupakan Wakil Ketua 3 BAZNAS Provinsi Kepulauan Riau, mengatakan, Di masa pandemi seperti saat ini, kaum optimis mengganggap pengangguran adalah potensi. Potensi dikelola agar momok tersebut tidak terjadi. Setidaknya mengurangi. Menekan sampai ke angka nol. 

“Kok bisa ?, Kita ambil saja 2% dari 2,9 juta yang memilih bertahan hidup dengan cara berwirausaha. Kenapa kok 2%, kenapa bukan 10% atau 20%. Karena 2% itu ukuran rasio jumlah wirausaha yang ideal disuatu negara. Dengan 2% berarti ada 58 ribu orang wirausahawan baru. Jumlah ini semakin menambah bagus rasio wirausaha di Indonesia yang saat ini sudah diangka 3,1%,” jelasnya.

Cahyo menambahkan, Jika 58 ribu ini diberi modal Rp 5 juta untuk memulai usaha kecil-kecilan, maka perputaran roda ekonomi sudah bertambah sekitar Rp 290 Milyar. Memberikan kontribusinya sekitar 60% untuk PDB. Dan sudah bisa menghidupi 4 jiwa (suami istri dan 2 anak). Pengangguran berkurang, ekonominya tumbuh.

“Siapa yang mau kasih modal ?  Pemerintah ? Sudah sangat suuuuibuk dan terkuras untuk urusan pencegahan covid-19 agar tidak meluas dan menyebar kemana-mana. Bahkan gaji dan tunjangan ASN-pun sampai dipotong. Tidak bisa berharap banyak,” imbuh Konsultan Pendamping PLUT KUMKM Kota Batam tersebut.

Cahyo mengatakan, Harapan satu-satunya adalah swasta. CSR perusahaan dan lembaga yang mengelola dana masyarakat. Masih banyak perusahaan mengelola dana CSR dan banyak juga lembaga yang mengelola dana masyakat seperti BAZNAS dan LAZ. Menurut UU 23/2011 lembaga ini adalah lembaga resmi yang mengelola zakat. Mampukah BAZNAS dan LAZ ? 

Tahun 2019 pengumpulannya sudah mencapai Rp 10,07 T atau 3,5% dari potensi Rp 230 T. Kalau modal usaha Rp 290 M semuanya diambil dari BAZNAS/LAZ ternyata baru 3% dari pengumpulan. Berarti masih banyak alokasi untuk bidang yang lain. Rasanya masih wajar dan masih mampu. 

“Pertanyaan berikutnya maukah ? Ini tergantung seberapa besar keberpihakan dan melihat ini sebagai sebuah solusi di tengah pandemi,” Pungkas Wakil Ketua 2 ISEI Cabang Batam tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *