Batam, Owntalk.co.id – Gallant Venture Ltd., perusahaan holding yang berbasis di Singapura, mengumumkan rencana investasi raksasa hingga USD 3 miliar untuk membangun pembangkit listrik hybrid di Batam. Melalui anak usahanya, PT Batamindo Investment Cakrawala (PT BIC), proyek ini akan memadukan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara berkapasitas 2 Gigawatt (GW) dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 400 Megawatt (MW).
Langkah strategis ini diambil untuk menjawab lonjakan permintaan energi dari sektor industri yang tumbuh pesat di Batam, terutama dari industri padat energi seperti pusat data (data center) dan kecerdasan buatan (AI).
Choo Kok Kiong, Direktur Eksekutif Gallant Venture Ltd, menyatakan bahwa infrastruktur listrik yang ada saat ini tidak lagi memadai. “Cadangan daya di Batam saat ini dianggap tidak memadai, mengakibatkan penundaan penyediaan energi bagi investor baru,” ujarnya.
PT BIC, selaku pemilik dan operator Kawasan Industri Batamindo (BIP), memproyeksikan konsumsi listrik akan terus meroket hingga 2029, seiring ekspansi ekonomi regional serta rencana perluasan Grup Gallant Venture di Kawasan Industri Bintan (BIE) dan Bintan Resorts.
Strategi Dua Fase dan Mitigasi Lingkungan
Proyek ambisius ini akan dikembangkan dalam dua fase di Pulau Setokok, Batam, yang berjarak sekitar 15 km dari BIP:
- Fase Pertama: Meliputi pembangunan tiga unit PLTU batu bara superkritis berkapasitas masing-masing 350 MW. Estimasi biaya untuk fase ini sekitar US$1,5 miliar.
- Fase Kedua: Akan menambah dua unit PLTU batu bara superkritis 600 MW, PLTS 400 MW, serta kabel transmisi bawah laut untuk menghubungkan pasokan listrik ke Batam, Bintan, dan Bulan. Fase ini diperkirakan menelan biaya antara US$1,2 miliar hingga US$1,5 miliar.
Meskipun mengandalkan batu bara sebagai solusi paling hemat biaya untuk menggantikan gas alam yang harganya fluktuatif, Gallant Venture menyadari adanya kekhawatiran lingkungan. Untuk itu, perusahaan berkomitmen menerapkan sejumlah strategi mitigasi.
“Kami akan menggunakan teknologi PLTU batu bara superkritis untuk efisiensi yang lebih tinggi dan emisi lebih rendah, serta menjajaki solusi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage),” jelas manajemen Gallant.
Sebagai penyeimbang, PLTS akan diintegrasikan sebagai sumber energi tambahan, dan kapasitas panel surya di seluruh kawasan industri dan resor milik grup akan terus diperluas.
Proyek ini rencananya akan didanai melalui kas internal, pinjaman bank, dan/atau penerbitan sekuritas. Dengan investasi ini, Gallant Venture bertujuan mengamankan ketahanan energi jangka panjang untuk operasionalnya sekaligus mendukung pertumbuhan Batam sebagai pusat industri strategis.