Polri Apps
banner 728x90

Pemprov Kepri Tingkatkan Upaya Penanggulangan AIDS, Tuberkulosis dan Malaria

Rapat penanggulangan penyakit AIDS, Tuberculosis dan Malaria.

Tanjungpinang, Owntalk.co.id – Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Adi Prihantara, secara resmi membuka pertemuan penting yang membahas upaya penanggulangan penyakit AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM) di Provinsi Kepulauan Riau. Pertemuan ini berlangsung di Ruang Rapat Utama, Lantai IV Kantor Gubernur Kepri, Dompak, pada Kamis (8/8).

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari seluruh pemerintah kabupaten/kota se-Provinsi Kepri, baik secara daring maupun luring, menunjukkan komitmen bersama dalam memerangi penyakit-penyakit ini.

Dalam setiap rapat yang digelar oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta, selalu disampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap penyebaran penyakit ATM yang kini menjalar ke seluruh pelosok Indonesia.

Pemerintah pusat menetapkan target ambisius untuk tahun 2030, yakni menurunkan infeksi baru HIV sebesar 90 persen dibandingkan tahun 2010, dari 0,21 per 1.000 penduduk menjadi 0,02 per 1.000 penduduk, serta mengurangi kematian akibat AIDS sebesar 90 persen, dari 7 per 100.000 menjadi di bawah 1 per 100.000.

Eliminasi malaria juga menjadi salah satu fokus utama, di mana seluruh kabupaten/kota di Indonesia diwajibkan untuk mencapai target ini pada tahun 2030. Diharapkan insidensi malaria dapat turun 90 persen, begitu pula dengan kematian akibat penyakit ini.

Pemerintah Provinsi Kepri sendiri telah melakukan berbagai langkah strategis dalam upaya penanggulangan penyakit ATM. Dalam penanggulangan AIDS, misalnya, dilakukan screening Viral Load di beberapa kabupaten/kota, pelaksanaan Survei Terpadu Berbasis Perilaku (STBP) di tiga kabupaten/kota, serta pelaksanaan Mobile VCT secara rutin. Upaya-upaya ini bertujuan untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran HIV/AIDS secara lebih efektif.

Untuk Tuberkulosis, sejumlah program pelatihan telah diselenggarakan, termasuk pelatihan Intensified Latent TB (ILTB) untuk tenaga kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan, pelatihan mikroskopis untuk tenaga laboratorium, serta peningkatan kapasitas program TB. Selain itu, pemerintah juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan berbagai instansi untuk pelaksanaan screening TB secara rutin.

Dalam upaya memberantas malaria, pelaksanaan Malaria Border Survey (MBS) dilakukan di Kota Tanjungpinang, Bintan, dan Lingga. Pemerintah juga mengajukan eliminasi malaria di dua kabupaten/kota dan melatih kader malaria di tiga kabupaten/kota untuk memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian.

Program Koordinator RSSH Dinkes Kepri, Tjetjep Yudiana, dalam laporannya menyampaikan bahwa Indonesia terus berupaya mengendalikan penyakit menular hingga tahun 2024, dengan eliminasi total pada tahun 2030, terutama untuk penyakit HIV/AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria.

Berdasarkan data HIV/AIDS tahun 2018-2022, upaya pencegahan penularan HIV di Indonesia masih belum optimal, terutama pada kelompok perempuan, anak, dan remaja. Diperkirakan ada 30.000 kasus baru HIV setiap tahunnya di Indonesia.

Tjetjep juga mengungkapkan bahwa capaian indikator 95 persen Orang Dengan HIV (ODHIV) yang mengetahui status HIV-nya baru mencapai 76 persen, 95 persen ODHIV yang diobati baru mencapai 41 persen, dan 95 persen ODHIV yang diobati mengalami supresi virus baru tercapai 16 persen. Berdasarkan laporan WHO Global TB Report tahun 2023, Indonesia menduduki peringkat kedua dunia sebagai negara dengan penderita TBC terbanyak setelah India, dengan estimasi insiden kasus TBC sebesar 1.060.000 kasus dan kematian 134.000 per tahun.

Provinsi Kepri juga mencatat tren peningkatan kasus HIV setiap tahunnya. Data tahun 2023 menunjukkan angka penemuan penderita baru yang terus bertambah.

Sementara itu, program pengendalian malaria menemukan 183 kasus pada tahun 2024, dengan kasus tertinggi di Kota Tanjungpinang sebanyak 179 kasus. Hal ini menunjukkan perlunya pemantauan dan pengendalian yang lebih intensif, terutama di daerah yang telah berstatus eliminasi.

Dalam sambutannya, Sekdaprov Adi Prihantara menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mendukung program eliminasi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria di Provinsi Kepulauan Riau.

“Dengan upaya yang komprehensif dan berkesinambungan, kami yakin kita bisa mencapai eliminasi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria di Kepri pada tahun 2030. Mari kita bersinergi untuk mewujudkan provinsi yang bebas dari penyakit-penyakit ini,” tegasnya.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Koordinator Monitoring dan Evaluasi SR Adinkes Caprina Runggu Hasiholan, Kepala Bappeda Kepri Misni, Kabid P2P Dinkes Kepri Raja Dina Iswanty, Kabid Pemdes Dinas PMD Bintan Sumardiyanti, dan Kepala Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Tanjungpinang Riono. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung program eliminasi penyakit ATM di Provinsi Kepri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *