Polri Apps
banner 728x90

Klarifikasi IDAI: Susu UHT Bukan Penyebab Diabetes pada Anak

Ilustrasi anak minum susu. (Dok; Thinkstockphotos)

Jakarta, Owntalk.co.id – Beredar narasi yang menyebutkan bahwa susu ultra high temperature (UHT) bisa menyebabkan diabetes pada anak. Namun, hal ini telah dibantah oleh dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Lewat akun Instagram @dr.piprim, dr. Piprim menjelaskan bahwa diabetes tipe 2 yang banyak terjadi pada remaja disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, termasuk konsumsi makanan ultra proses (ultra-processed food). Sementara itu, susu UHT bukan termasuk dalam golongan makanan ultra proses tersebut.

Peningkatan kasus diabetes pada anak memang menjadi perhatian serius. Penyebabnya beragam, mulai dari kelainan bawaan, obesitas, hingga gaya hidup yang buruk. Mengenai berita yang mengaitkan susu UHT sebagai penyebab diabetes pada anak, dr. Piprim memberikan klarifikasi melalui akun Instagram-nya.

“Yang dimaksud adalah diabetes tipe 2 yang mulai banyak terjadi pada anak remaja disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, termasuk pola makan yang banyak asupan ultra-processed food, tinggi gula, dan zat tambahan lainnya,” tulis dr. Piprim dalam keterangannya.

Dia juga menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi “real food” seperti ikan, unggas, daging, dan telur. Lebih lanjut, dia menekankan agar tidak menganggap susu sebagai superfood sehingga ada yang memberi anaknya susu dalam jumlah berlebihan.

“Susu jangan dianggap superfood sehingga ada yang memberi anaknya susu 8–10 botol sehari, batasi saja 200 ml sehari,” sarannya.

Penyebab sebenarnya dari diabetes masih belum sepenuhnya dipahami, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Ada spekulasi luas bahwa diabetes terjadi ketika karakteristik genetik dipicu oleh faktor lingkungan seperti pola makan atau olahraga.

Namun, banyak anak pengidap diabetes tipe 1 yang tidak memiliki anggota keluarga pengidap diabetes, sehingga penyebab pastinya masih menjadi misteri.

Di sisi lain, diabetes tipe 2 pada anak-anak biasanya disebabkan oleh pola makan yang buruk sejak usia sangat muda, ditambah dengan gaya hidup yang kurang aktif.

Anak lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 jika memiliki salah satu faktor risiko berikut:

  • Riwayat diabetes tipe 2 dalam keluarga.
  • Kelebihan berat badan.
  • Minim aktivitas fisik atau tidak pernah berolahraga.
  • Tingkat kolesterol HDL (kolesterol baik) rendah.
  • Tingkat trigliserida yang tinggi.
  • Jenis kelamin perempuan.
  • Memiliki kadar gula darah sedikit tinggi (pradiabetes).
  • Ibu yang mengidap diabetes gestasional.Memiliki berat badan lahir rendah.

Pada Januari 2023, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengeluarkan data penelitian yang menunjukkan prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2010. Jumlah kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023.

Di antara anak-anak, kasus diabetes yang paling banyak ditemukan adalah tipe 1, sementara diabetes tipe 2 mencakup 5–10 persen dari keseluruhan kasus diabetes pada anak.

Ahli gizi Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz., MQM, menjelaskan bahwa susu UHT belum tentu menyebabkan diabetes. Penyebab penyakit tersebut pada anak bisa bervariasi, seperti kelainan sejak lahir (diabetes tipe 1) atau pola makan/gaya hidup tidak sehat (diabetes tipe 2) yang menyebabkan resistansi insulin dalam tubuh.

“Tidak semua susu UHT berbahaya untuk dikonsumsi. Hanya susu UHT kemasan yang memiliki rasa dan mengandung gula serta turunannya yang berlebih,” kata Arif kepada IDN Times pada Senin (5/8/2024).

Jika susu UHT dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama, itu bisa memicu tanda dan gejala diabetes akibat sensitivitas hormon insulin yang menurun.

Arif menyarankan agar orang tua hanya memberi susu UHT plain atau tanpa rasa, dengan batas gula yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

  • Usia 2–4 tahun maksimal 15–16 gram gula.
  • Usia 4–7 tahun maksimal 18–20 gram gula.
  • Usia 7–10 tahun maksimal 22–23 gram gula.
  • Usia 10–13 tahun maksimal 24–27 gram gula.

“Kita harus pilih mana kandungan produk kemasan susu UHT yang paling tinggi persentase susunya. Intinya, perhatikan apakah produk tersebut memiliki banyak campuran atau tidak,” imbuh Arif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *