Polri Apps
banner 728x90

WHO Ingatkan Pemakaian Bedak “Talc” Dapat Picu Kanker

Ilustrasi bedak baYI "Talc". (Dok; SHUTTERSTOCK)

Jakarta, Owntalk.co.id – Badan Kanker Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan talc sebagai “mungkin bersifat karsinogenik” bagi manusia.

Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), keputusan ini berdasarkan pada “bukti terbatas” bahwa talc dapat menyebabkan kanker ovarium pada manusia, “bukti yang cukup” bahwa talc dapat mengakibatkan kanker pada tikus, dan “bukti mekanistik yang kuat” bahwa talc menunjukkan tanda-tanda karsinogenik pada sel manusia.

Talc adalah mineral alami yang ditambang di banyak belahan dunia dan sering digunakan dalam pembuatan bedak bayi. Kebanyakan orang terpapar talc melalui produk-produk seperti bedak bayi atau kosmetik.

Namun, IARC mencatat bahwa paparan talc yang paling signifikan terjadi saat talc ditambang, diproses, atau digunakan dalam pembuatan produk.

Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan angka kanker ovarium pada wanita yang menggunakan bedak pada alat kelamin mereka.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa talc dalam beberapa penelitian tersebut terkontaminasi asbes penyebab kanker.

IARC menyimpulkan dalam laporan yang dipublikasikan di The Lancet Oncology bahwa peranan talc dalam kanker belum sepenuhnya pasti.

Kevin McConway, ahli statistik di Universitas Terbuka Inggris yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mempertanyakan temuan tersebut karena bersifat observasional dan tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat.

“Tidak ada bukti pasti bahwa penggunaan bedak tabur mengakibatkan peningkatan risiko kanker,” tambahnya.

Penelitian lain yang diterbitkan pada tahun 2020, yang melibatkan 250.000 wanita di Amerika Serikat, tidak menemukan hubungan statistik antara penggunaan talc pada alat kelamin dan risiko kanker ovarium.

Namun, dalam studi lain, IARC mengklasifikasikan akrilonitril, senyawa kimia yang digunakan untuk membuat polimer, sebagai “karsinogenik bagi manusia,” dan menghubungkan akrilonitril dengan kanker paru-paru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *