Sejak pukul 15:00 Wib, beberapa warga memadati pelantar beton menuju rumah warga bernama Syukur. Sebagaian mereka mengetahui calon walikota Batam, Li Claudia Chandra akan datang menengok langsung kehidupan Nelayan di Kampung Bagan, kelurahan Tanjung Piayu Kecamatan Sei Beduk.
Di sekitar pelantar banyak perahu tertambat. Di cuaca yang teduh hari itu, Kamis, (27/6) para ibu-ibu sudah ada yang menggegas pulang dari mengais rejeki laut. Mereka akan terlebih dahulu membawa pulang hasil tangkapan yang kemudian dijual untuk membeli kebutuhan pangan hari itu.
Sejurus kemudian, Li Claudia Chandra datang dengan menggunakan kaos hitam menyapa seluruh masyarakat yang hadir. Politisi partai Gerindra itu terlihat tersenyum kepada semua warga yang menunggunya. Dia datang untuk berinteraksi langsung dengan para Nelayan untuk merasakan kehidupan disana.
Syukur, tuan rumah menyebut bahwa Kampung Bagan merupakan salahsatu kampung tua di Batam. 70% warganya berprofesi sebagai nelayan. Termaksud dirinya.
Syukur adalah nelayan yang hampir keseluruhan hidupnya dihabiskan sebagai nelayan di Bagan. Menjadi nelayan ia pilih sejak ia masih muda. Pekerjaan ini ia lanjutkan dari kakek dan ayahnya dulu.
“Masih muda saya memang sudah mencari hasil laut di sini. Karena pekerjaan ini sudah turun-temurun,” ungkapnya
Syukur bercerita bahwa hasil tangkapan yang ia dapatkan tak serta merta ia jual kepada pembeli, tapi harus dibagi juga untuk lauk bagi keluarganya dirumah. Dalam satu hari, Syukur mengaku nelayan hanya dapat membawa pulang uang tujuh puluh hingga seratus ribu rupiah.
“ Namun itu juga tak menentu, ini yang dimaksud dengan rejeki laut, berapapun hasilnya kami tetap berterimakasih kepada laut,” kata dia
Tiba di pelantar warga, Li Claudia diajak menaiki perahu milik nelayan bernama Mahad. Mahad ingin Li Claudia menengok langsung pekerjaan warga sebagai nelayan.
Saat air pasang, air yang biru terhampar, jejeran pohon mangrove berdiri di muka kampung. Saat air surut warga harus menapaki lumpur laut menuju bibir pantai. Jarak surutnya air laut dengan bibir pantai cukup jauh. Terakhir pelantar ke didepan rumah Syukur dibangun pemerintah pada tahun 2004 silam.
Dari arah laut, beberapa nelayan mendayung sampan mereka menuju sampan yang ditumpangi Li Claudia. Mereka kagum, calon walikota Batam itu mau datang melihat pekerjaan laut.
“Baru calon walikota Bu Claudia aja yang mau turun ke laut, belum ada nih yang mau lihat kami kerja di tengah-tengah laut,” kata nelayan.
“ Bapak dapat apa aja hari ini,” sapa Li Claudia
Draman, nelayan yang disapa menyebut dirinya mendapat beberapa kilo Ranjungan hari ini.
“Hari ini hasilnya tak begitu banyak. Ranjungan ini akan segera kami jual ke pengepul,”kata Draman
Selain menangkap ranjungan, draman juga menanam bubu beberapa titik di laut Bagan. Hasilnya cukup membiayai kebutuhan pangan sehari-hari. Tapi saat-saat tertentu dikala hasil tangkapan sepi, Draman juga menjadi tukang bangunan untuk mencukupi biaya pendidikan anak.
“ kami butuh alat penangkap terukur bu Li, (Li Claudia) untuk memaksimalkan hasil tangkapan laut kami,” kata Draman sembari menguras air yang memasuki sisi sampannya yang telah jebol.
Di antara belasan nelayan yang menghampiri Li Claudia di tengah laut tersebut, Li Claudia berjanji akan memberikan perhatian khusus kepada para nelayan.
“ Terutama, alat tangkap boat mesin dan jaring bubu,” kata Li Claudia
Li Claudia juga berjanji akan menugaskan anggota DPRD dari Partai Gerindra di dapil-dapil hinterland untuk membagi pokok-pokok pikiran (pokir) nya membangun infrastruktur menunjang kinerja nelayan.
“ Bapak-ibu, ini janji Li Claudia jika nanti terpilih jadi kepala daerah di kota Batam. Untuk itu jangan lupa dukung saya ya balak-ibu,” tutup Li Claudia
Sebelum berpisah dengan warga disana, Li Claudia juga sempat makan bersama dengan warga kampung Bagan. (Red)