Polri Apps
banner 728x90

Mengintip Kehidupan Masjid Sokambang, Monumen Bersejarah di Sumenep

Menara Masjid Sokambang di Kabupaten Sumenep, Madura. Tak terllihat seperti masjid karena bangunan itu dulunya merupakan tempat persinggahan sementara keluarga raja. (Dok; ANTARA)

Jawa Timur, Owntalk.co.id – Masjid Sokambang di Dusun Banosokon, Desa Kebunagung, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, adalah sebuah monumen bersejarah yang berdiri megah sejak zaman Sultan Abdurahman Pakunantaningrat I, adipati atau Raja Sumenep ke-32, yang memerintah dari tahun 1811 hingga 1854.

Dengan letaknya yang menjulang tinggi di atas rumah-rumah sekitarnya, bangunan luar masjid ini menjadi titik fokus yang tak terelakkan.

Meskipun pada pandangan pertama tak terlihat penanda yang mencolok mengenai nilai sejarahnya, namun di balik dindingnya, Masjid Sokambang menyimpan beragam cerita dan sejarah yang berharga bagi masyarakat Sumenep. Bangunannya yang berpadu antara gaya arsitektur tua dan modern, dengan menara-menara kecil yang menjulang, memberikan kesan yang unik.

Terletak sekitar 1 kilometer dari Astana Tinggi, kompleks makam raja-raja Kerajaan Sumenep, serta berada di belakang kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumenep, letaknya sendiri menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah-kisah masa lalu yang kaya.

Memasuki ruang utama masjid, kita akan disuguhi pemandangan bangunan tua yang masih tegak kokoh, dengan tembok berstruktur bata besar dan pintu-pintu berpengunci kayu yang usang namun penuh makna sejarah.

Konon, sebelum menjadi masjid, bangunan ini adalah tempat persinggahan sementara bagi keluarga kerajaan yang beristirahat dan beribadah sebelum melanjutkan perjalanan mereka menuju Astana Tinggi.

Menariknya, cerita masa lalu masjid ini tidak hanya sebatas legenda, melainkan terus hidup dalam ingatan masyarakat Sumenep. Takmir masjid, Abdul Karim, menceritakan tentang kunjungan seorang saudagar dari Kota Makkah, Arab Saudi, yang berkeinginan untuk memugar total masjid tersebut.

Namun, keinginan tersebut ditolak dengan hormat oleh pihak masjid, dan hanya diperbolehkan menambahkan bangunan-bangunan baru di sekitar masjid.

Masjid Sokambang bukanlah sekadar sebuah tempat ibadah, melainkan juga sebuah monumen sejarah yang menjadi bagian dari warisan budaya Sumenep.

Dibangun oleh Sultan Abdurahman Pakunantaningrat I, masjid ini merupakan salah satu dari tiga masjid kerajaan di Kabupaten Sumenep, bersama dengan Masjid Lajuh dan Masjid Agung Sumenep.

Tokoh masyarakat setempat, Kiai Amiruddin, mengungkapkan bahwa masjid ini dulu sering kali menjadi tempat singgah Sultan Abdurahman Pakunantaningrat I, yang menandai pentingnya peran masjid dalam kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Sumenep.

Pemerhati sosial, politik, dan budaya kawasan Madura, Surokim Abdussalam, menyoroti pentingnya pengungkapan lebih banyak lagi warisan budaya Madura, termasuk situs-situs sejarah seperti Masjid Sokambang.

Menurutnya, kaya akan kearifan lokal, Pulau Madura memiliki potensi budaya yang belum sepenuhnya tergali. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mengenai sejarah dan budaya Pulau Madura menjadi sangat penting untuk mengungkap kekayaan yang masih terpendam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *