Jakarta, Owntalk.co.id – Dalam Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama ASEAN atau ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (ASEAN IIDC) 2023, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto Reza Suryodipuro, menyatakan bahwa ASEAN menghadapi tantangan untuk mempertahankan kesatuan dan sentralitas kawasan, termasuk kesatuan yang didasarkan pada identitas bersama.
Sidharto menjelaskan dalam keterangan tertulisnya bahwa ASEAN perlu menciptakan identitas berdasarkan sejarah, namun harus menghindari perulangan dari trauma yang diakibatkan oleh Perang Dingin.
“Meskipun demikian, ASEAN tetap memiliki tekad untuk mempertahankan kesatuan, terlepas dari situasi geopolitik dan dinamika geostrategi di kawasan,” tegas Sidharto.
“Kedepannya, faktor geografi akan membimbing negara-negara di Asia Tenggara untuk mengembangkan, setidaknya menurut harapan saya, pengaturan maritim mereka sendiri untuk mengelola wilayah perairan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sidharto berpendapat bahwa ASEAN memiliki potensi untuk berkontribusi dalam membantu negara-negara besar menemukan alternatif tempat di mana mereka dapat beroperasi, tanpa harus memilih di antara opsi A atau B, melainkan memiliki alternatif yang dapat dipertimbangkan.
Sidharto juga menjadi panelis dalam sesi diskusi ASEAN IIDC 2023 yang membahas tentang “Melestarikan dan Memperkuat Tatanan Internasional Berbasis Aturan yang Dibangun Atas Etika Universal dan Nilai-nilai Kemanusiaan.”
Sesuai dengan tema tersebut, panelis lain yang hadir adalah Penasehat Persaudaraan Kemanusiaan untuk Presiden Timor-Leste, Martinho G. da Silva Gusmao, serta Ketua Yayasan Chisty dari India, Syekh Syed Salman Chisty.
ASEAN IIDC 2023, yang berlangsung pada tanggal 7-8 Agustus 2023, merupakan bagian integral dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Konferensi tersebut dihadiri oleh tokoh agama dari seluruh kawasan ASEAN.

