[Profil] – Andriansyah Sinaga, Jalan Hidup Meraih Pendidikan Yang Layak

Andriansyah Sinaga, Ketua Umum Formatur HMI Cabang Batam Periode 2021-2022
Andriansyah Sinaga, Ketua Umum Formatur HMI Cabang Batam Periode 2021-2022

Terkadang tantangan dalam hidup yang kita jalani bisa dibilang “biasa” bila dibandingkan tantangan yang dialami oleh orang lain yang terus berusaha lebih keras dari kita dalam menghadapi masalah yang lebih besar. Semua usaha yang kita lakukan tidak akan sia-sia asalkan kita tidak mudah menyerah dan mampu menghadapinya sampai akhir. Jangan sampai berhenti berusaha karena kita berpikir bahwa usaha kita akan sia-sia. Ingat bahwa masih banyak orang-orang di luar sana yang memiliki masalah lebih berat dari kita namun tidak pernah menyerah untuk menghadapinya.

“Janganlah pernah menyerah ketika anda masih mampu untuk berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai anda berhenti mencoba” – Brian Dyson.

Menyerah untuk menjadi sesuatu yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain bukanlah sifat yang tertanam bagi seorang Andriansyah Sinaga. Pasalnya laki-laki kelahiran Tanjung Balai, Sumatera Utara ini terus berusaha dan pantang menyerah demi memiliki masa depan yang lebih cerah.

Sekali lagi, kesuksesaan tidak selalu diukur dengan materi, namun bagaimana orang tersebut dapat merubah jalan hidup dari yang sebelumnya.

Andriansyah lahir dari seorang rahim perempuan bernama Dahlia Lubis yang bekerja sebagai buruh cuci serta ayah, Mustar Sinaga, yang berprofesi sebagai Nelayan. Kehidupan Andriansyah kecil tak semulus dan tak seindah yang di bayangkan. Sebagai seorang anak yang tinggal dalam keluarga sederhana, membuat Andriansyah harus merasakan lelah bekerja membantu orang tuanya.

Semenjak dirinya kecil hingga remaja, Andriansyah kerap membantu ibunya untuk mencuci pakaian dari rumah tetangga-tetangga. Dirinya mendapat bagian untuk membilas kain dan menjemurnya, sedangkan ibunya yang akan mencuci dan menggosok kain tersebut menggunakan sikat. Bahkan terkadang mereka harus mencuci disungai dan membawa kain hasil cuciannya itu berjalan kaki.

“Saya dulu bantu ibu nyuci kain. Saya bilas kainnya sambil diperas terus saya jemur kalo udah selesai. Itu kami kadang bawa kain cuciannya ke sungai sampe bertumpuk-tumpuk,” kenang pria berusia 33 tahun itu.

Andriansyah mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di kampung kelahirannya, Tanjung Balai. Dirinya merupakan lulusan dari SD N 13 Kampung Baru. Semasa SD, MTS Tsanawiyah Sei Tualang Raso serta MAN Tanjung Balai.

Baca Halaman Selanjutnya…