Batam, Owntalk.co.id – Peresmian Gereja GMIT Efata Batam di Kampung Sei Samak, RT. 001/RW. 019, pada Minggu (26/1/2025) lalu, berlangsung khidmat dan dipenuhi sukacita jemaat.
Pdt. Welsly Marantika Fangidae, SS.I Teol., mengungkapkan peningkatan semangat jemaat pasca peresmian. Jumlah jemaat yang biasanya sekitar 60 orang pada ibadah rutin meningkat drastis pada saat ibadah peresmian.
“Semangat ibadah semakin meningkat,” ujarnya dalam acara pembubaran panitia pada Minggu (2/2/2025).
Ia juga menekankan kerukunan antar umat beragama di lingkungan terjalin harmonis sejak awal pembangunan gereja. Semangat kebersamaan ini, menurutnya, sejalan dengan pesan Pendeta Iwan Lae (salah satu pendeta Gereja GMIT), yang menekankan pembangunan gereja yang “Dilakukan dari hati, dibangun dengan hati, berproses dengan hati, dan dihasilkan dari hati.”
Namun, kegembiraan tersebut sedikit berkurang oleh ketidakhadiran perwakilan Pemerintah Kota Batam, termasuk Walikota, Camat Batuaji, dan Lurah Tanjung Uncang. Ketiadaan perwakilan pemerintah ini menimbulkan kekecewaan di pihak panitia penyelenggara.
Ketua panitia pembangunan gereja, Samuel Kamaleng, mengungkapkan kekecewaannya atas ketidakhadiran perwakilan pemerintah.
“Tentu saja kami sedikit kecewa. Kami sudah berupaya maksimal mengurus perizinan, dan surat izin dari Kementerian Agama sudah kami kantongi. Namun, kami sadar, kekurangan IMB ini mungkin menjadi kendala kehadiran perwakilan pemerintah,” ungkap Kamaleng.
“Kami sebagai warga Batam, ingin kehadiran pemerintah untuk melihat tempat ibadah kami, walaupun ada kekurangan izin dan lain-lain. Yang penting untuk umat bisa beribadah.” tambahnya.
Meskipun demikian, Kamaleng menekankan bahwa hal tersebut tidak mengurangi rasa syukur atas peresmian gereja dan semangat toleransi yang terbangun di tengah masyarakat. Peresmian tetap berlangsung khidmat dan diresmikan oleh petinggi gereja GMIT dari Kupang, NTT.
“Semangat kebersamaan dan toleransi tetap kami junjung tinggi. Kehadiran perwakilan pemerintah hanyalah bonus, yang terpenting adalah berkat Tuhan yang telah tercurah dalam peresmian gereja ini,” ujarnya penuh rasa syukur.
Sementara, Ketua RW 019 Kelurahan Tanjung Uncang, Ismail Ibrahim, mewakili pemerintah lingkungan menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Lurah dan Camat saat peresmian karena kesibukan lain.
“Selaku perwakilan pemerintah lingkungan, kami meminta maaf atas ketidakhadiran Lurah dan Camat karena kesibukan lain yang menyebabkan mereka berhalangan hadir,” ungkap Ismail dalam sambutannya.
“Meskipun demikian, hal ini bukan menjadi penghalang semangat Jamaat GMIT Epata Batam dalam beribadah,” tutup Ismail.