Bea Cukai Gagalkan Penyeludupan 151.000 Ekor Beni Bening Lobster

Karimun, Owntalk.co.id – Kanwil Bea Cukai Kepri, Bareskrim Polri, KPU Bea Cukai Batam, dan Lantamal IV berhasil gagalkan upaya penyelundupan 151.000 ekor Benih Bening Lobster (BBL) di Perairan Pulau Numbing, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau pada hari Senin 25/11/2024..

Benih Bening Lobster sebanyak 151.000 ekor tersebut akan dibawa keluar perairan Indonesia secara ilegal.
Senin 02/12/2024.

Kepala Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau, Adhang Noegroho Adhi, bersama Direktur Tindak Pidana Tertentu, Brigjen Pol Nunung Saefudin, dan Wadanlantamal IV, Kolonel Laut (P) Ketut Budiantara menjelaskan, bahwa pada tanggal 25 November 2024, petugas mendapatkan informasi bahwa terdapat High Speed Craft (HSC) bermesin 4×200 PK yang diduga akan melakukan kegiatan penyelundupan Benih Bening Lobster menuju luar perairan Indonesia, sehingga tim melakukan pemantauan terhadap HSC tersebut.

“Berdasarkan hasil pendalaman informasi yang dilakukan bersama dengan BARESKRIM POLRI, Bea Cukai Batam, dan LANTAMAL IV, tim gabungan berkomunikasi dengan Tim Patroli Laut Bea Cukai untuk melakukan strategi pengawasan laut berlapis,” jelasnya.

Pada saat melakukan pengejaran terhadap HSC di Perairan Pulau Numbing, para pelaku menunjukkan tindakan resistensi dengan cara membuang jaring dengan maksud agar tersangkut mesin speedboat patroli Bea Cukai serta melakukan manuver berbahaya sehingga terjadi kontak body boat yang tidak dapat dihindarkan.

Satgas tetap melakukan pengejaran dan selanjutnya 4 orang pelaku melompat ke laut dengan kondisi HSC tersebut belum berhenti sempurna sehingga beberapa pelaku terluka.

“Satgas patroli laut melakukan evakuasi dan didapati 3 dari 4 pelaku mengalami luka di tubuh. Setelah dilakukan pertolongan pertama, terhadap 3 pelaku yang terluka dibawa ke rumah sakit di Tanjung Pinang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” kata Adhang Noegroho Adhi.

Adhang mengungkapkan, tim melakukan pengamanan terhadap 1 orang pelaku yang tidak mengalami luka, muatan BBL yang setelah dihitung berjumlah 28 kotak, dan HSC 4×200 PK.

Selanjutnya pada Selasa (26/11/2024) dilakukan pencacahan bersama Balai Karantina Kepri disaksikan oleh 1 orang pelaku dan perwakilan dari Bareskrim POLRI dan Kejaksaan. Didapati Benih Bening Lobster sebanyak 151.000 ekor jenis pasir dengan perkiraan nilai barang Rp. 15,1 miliar.

Kemudian Benih Bening Lobster langsung dilepasliarkan di wilayah Perairan Pulau Kambing, Kepulauan Riau bersama dengan perwakilan dari Bareskrim POLRI, Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau dalam hal ini diwakili oleh Kejaksaan Negeri Karimun, Lanal TBK, Polres Karimun, PSDKP Tanjung Balai Karimun, dan Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Kepulauan Riau Satuan Pelayanan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun disaksikan oleh 1 orang pelaku.

“Atas penindakan tersebut telah dilakukan proses penyidikan dan hasilnya 4 (empat) orang pelaku berinisial SY, D, S, dan J alias H ditetapkan menjadi tersangka. Penindakan tersebut tidak lepas dari sinergi yang selama ini telah terjalin dengan baik antara Kanwil Bea Cukai Kepri, Bareskrim Polri, KPU Bea Cukai Batam, dan Lantamal IV,” ungkapnya.

Adhang menyebutkan, penyelundupan Benih Bening Lobster tersebut diduga melanggar Pasal 102A Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan dan Pasal 88 jo. Pasal 16 ayat (1) dan/atau Pasal 92 jo. Pasal 26 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan UU RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perikanan dan/atau Pasal 87 jo. Pasal 34 UU RI Nomor 21 tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

“Dalam 2 bulan terakhir, sinergi Kanwil Bea Cukai Kepri bersama seluruh Aparat Penegak Hukum (APH) telah berhasil menggagalkan upaya penyelundupan Benih Bening Lobster (BBL) sebanyak 3 (tiga) kali dengan jumlah 577.305 ekor Benih Bening Lobster (BBL) berbagai jenis dengan total perkiraan nilai barang sebesar Rp58.163.100.000,00,” sebutnya.

Hal ini merupakan wujud komitmen Kanwil Bea Cukai Kepri dalam menindaklanjuti arahan Presiden terkait dengan program Astacita. (koko)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *