Kaji Ulang UN hingga Matematika TK Jadi Wacana Pendidikan di Era Prabowo

Ilustrasi TK. (Dok. ShutterStock)

Jakarta, Owntalk.co.id – Presiden Prabowo Subianto menugaskan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti untuk meninjau ulang berbagai kebijakan yang menyangkut pendidikan di Indonesia.

Beberapa kebijakan penting yang diminta untuk dikaji ulang termasuk Ujian Nasional (UN), Kurikulum Merdeka, sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), dan pembelajaran Matematika di sekolah-sekolah.

Penugasan ini diberikan hanya beberapa hari setelah pelantikan Abdul Mu’ti, yang kini harus meninjau kebijakan yang diterapkan oleh Menteri Pendidikan sebelumnya, Nadiem Makarim.

Kebijakan-kebijakan tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, baik dari pihak penyedia layanan pendidikan maupun para pengguna, yakni orang tua dan siswa.

Pada masa kepemimpinan Nadiem, Ujian Nasional (UN) telah dihapus dan digantikan dengan Asesmen Nasional (AN) serta Survei Karakter. Sistem ini memetakan kompetensi minimum siswa dan tidak lagi berfokus pada penguasaan materi kurikulum yang diujikan dalam UN.

Meski begitu, nasib UN masih dipertimbangkan, dan Abdul Mu’ti menegaskan akan berhati-hati dalam mengambil keputusan.

“Kami masih dalam proses mendengarkan berbagai pendapat dari pakar dan masyarakat sebelum mengambil keputusan mengenai UN, PPDB zonasi, dan Kurikulum Merdeka,” ujar Abdul Mu’ti di Kantor Kemendikbudristek (21/10).

Kurikulum Merdeka yang diterapkan secara bertahap sejak 2022 juga masuk dalam daftar evaluasi. Abdul Mu’ti menyadari bahwa meski kebijakan ini baru, penerapannya belum merata di seluruh satuan pendidikan.

Hal ini menjadi alasan untuk melakukan kajian lebih lanjut sebelum menentukan langkah ke depan.

Begitu juga dengan PPDB sistem zonasi yang selalu menuai polemik setiap tahunnya. Sistem yang berfokus pada jarak antara tempat tinggal dan sekolah ini banyak dikritik karena dianggap tidak adil, terutama bagi siswa berprestasi yang kesulitan mencari sekolah di luar zonanya. Abdul Mu’ti menyatakan akan menimbang baik-buruk dari sistem ini untuk memastikan adanya solusi terbaik.

Salah satu isu utama yang menjadi perhatian Presiden Prabowo adalah pentingnya pembelajaran Matematika sejak usia dini. Prabowo ingin agar anak-anak di Indonesia mulai mengenal Matematika sejak taman kanak-kanak (TK) sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan sains dan teknologi di masa depan.

Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa Matematika dianggap sebagai pondasi penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Pak Prabowo sangat concern terhadap peningkatan kualitas sains dan teknologi. Oleh karena itu, beliau ingin agar pembelajaran Matematika dikenalkan sejak dini, bahkan sejak TK, dan diperkuat di kelas 1 hingga 4 SD,” ungkapnya.

Untuk mendukung rencana tersebut, Prabowo juga menekankan perlunya pelatihan khusus bagi para guru Matematika, agar mereka memiliki metode pengajaran yang efektif dan menarik bagi siswa.

Dengan begitu, diharapkan siswa dapat menyukai Matematika sejak dini, dan mengembangkan kemampuan berpikir logis yang akan bermanfaat bagi perkembangan mereka di masa depan.

Gebrakan awal pemerintahan Prabowo dalam sektor pendidikan ini menandakan komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, khususnya dalam bidang sains dan teknologi.

Sementara kebijakan lama dikaji ulang, pemerintah juga fokus pada penguatan pembelajaran dasar yang akan membentuk generasi masa depan Indonesia.

Exit mobile version