Polri Apps
banner 728x90
Berita  

Universitas di Vietnam Tetapkan Standar Tinggi Badan untuk Syarat Masuk

Lulusan Universitas di Vietnam. (Dok; AFP)

Jakarta, Owntalk.co.id – School of Management and Business (HSB) di Universitas Nasional Hanoi memicu perdebatan sengit setelah menetapkan tinggi badan minimal sebagai salah satu syarat penerimaan mahasiswa baru tahun 2024.

Dalam aturan tersebut, perempuan harus memiliki tinggi minimal 1,58 meter dan laki-laki 1,65 meter. Meskipun pengecualian dimungkinkan dalam kasus tertentu, kebijakan ini menimbulkan kontroversi.

Berita ini pertama kali dilaporkan oleh portal Tuoi Tre, dan langsung menjadi bahan perbincangan panas di media sosial Vietnam.

Banyak pihak mempertanyakan relevansi tinggi badan dengan kesuksesan akademik dan profesional.

Pada bulan Juni, Kementerian Pendidikan Vietnam turut angkat bicara dan meminta universitas untuk meninjau ulang kebijakan tersebut.

Sebagai tanggapan, HSB akhirnya mempersempit aturan ini hanya berlaku bagi jurusan manajemen dan keamanan, bukan lagi empat jurusan seperti sebelumnya.

HSB membela diri dengan menyatakan bahwa mereka bertujuan melatih para pemimpin dan manajer masa depan, yang tidak hanya membutuhkan kesesuaian profesional, tetapi juga fisik.

Mereka berpendapat bahwa tinggi badan dapat berpengaruh pada kemampuan kepemimpinan dan kepercayaan diri.

Namun, pertanyaan penting yang muncul: benarkah ada hubungan antara tinggi badan dan kesuksesan?

Beberapa tokoh besar dunia seperti Napoleon Bonaparte (tinggi 1,66 meter), Deng Xiaoping (1,57 meter), dan Lenin (1,60 meter) justru membuktikan bahwa kesuksesan tak selalu bergantung pada ukuran tubuh.

Psikolog sosial Andrea Abele-Brehm dari Universitas Erlangen-Nuernberg, Jerman, skeptis akan klaim ini. Dalam wawancaranya dengan DW, Abele-Brehm menyatakan bahwa meski ada sedikit hubungan antara tinggi badan dan kepercayaan diri, kaitannya sangat kecil dan tidak signifikan. Berbagai penelitian di Amerika, Eropa, dan Asia Timur mendukung kesimpulan ini.

Penelitian memang menunjukkan bahwa penyimpangan ekstrem dari rata-rata tinggi badan dapat mempengaruhi kepercayaan diri. Namun, untuk tinggi badan yang berada dalam kisaran normal, faktor ini bisa diabaikan.

Di Vietnam sendiri, rata-rata tinggi badan adalah 1,56 meter untuk perempuan dan 1,68 meter untuk laki-laki menurut data National Institute of Nutrition Vietnam tahun 2019-2020.

Menariknya, banyak penelitian internasional menunjukkan bahwa orang dengan tubuh lebih tinggi sering kali menghasilkan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan mereka yang lebih pendek.

Namun, hal ini bukan karena kompetensi yang lebih baik, melainkan akibat stereotip sosial. Dalam psikologi sosial, stereotip semacam ini mengasumsikan bahwa orang yang lebih besar dianggap lebih kompeten, meskipun tidak ada bukti nyata yang mendukung klaim tersebut.

Abele-Brehm menegaskan bahwa lembaga pendidikan seharusnya melawan stereotip semacam ini dan memberikan informasi yang benar.

Menurutnya, kebijakan HSB justru memperkuat stereotip yang keliru, bertentangan dengan tujuan utama pendidikan tinggi, yakni mendorong pemikiran berbasis akal dan sains.

Dengan demikian, kebijakan HSB yang membatasi tinggi badan sebagai syarat penerimaan mahasiswa tidak hanya mengundang kritik, tetapi juga menimbulkan pertanyaan penting tentang peran universitas dalam memerangi stereotip sosial dan mempromosikan kesetaraan berdasarkan kompetensi, bukan fisik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *