Jakarta, Owntalk.co.id – Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, menegaskan bahwa belum ada bukti ilmiah yang mengaitkan penggunaan air galon guna ulang dengan penyakit kanker seperti yang diberitakan di media.
“Sekitar 90-95 persen kanker itu berasal dari lingkungan, termasuk gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang olahraga, pola makan yang salah, dan merokok. Jadi, belum ada penelitian yang menunjukkan air galon menyebabkan kanker,” ujar Aru dalam keterangan tertulis, Kamis (18/7/2024).
Dr. M. Alamsyah Aziz, SpOG (K), M.Kes., KIC, dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), menambahkan bahwa dirinya belum pernah menemukan gangguan terhadap janin akibat ibu hamil mengonsumsi air galon.
“Para ibu hamil tidak perlu khawatir menggunakan air galon guna ulang, karena aman dan tidak berbahaya bagi ibu maupun janin,” jelas Alamsyah.
Hal senada juga diungkapkan oleh dokter spesialis kandungan, dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS. Menurutnya, hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan air galon guna ulang menyebabkan infertilitas.
“Isu tersebut hanya dugaan-dugaan saja, mirip dengan isu mecin yang dulu dianggap bisa memicu kanker tanpa bukti yang jelas,” katanya.
Masyarakat konsumen juga terlihat tidak peduli dengan isu pelabelan BPA pada air galon guna ulang. Amran, salah satu konsumen di Cimanggis, Depok, mengatakan bahwa isu tersebut hanya bagian dari persaingan usaha.
“Biasalah, dalam persaingan usaha pasti ada yang berusaha menjatuhkan produk pesaingnya. Saya dan keluarga sudah lama mengonsumsi air galon guna ulang dan sehat-sehat saja,” ujarnya.
Magdalena, seorang mahasiswa di Depok, mengungkapkan hal serupa. “Saya sudah mengonsumsi air galon guna ulang sejak kecil dan sehat-sehat saja. Rumor tentang BPA galon itu hanya persaingan usaha,” ucapnya.
Ruli, yang tinggal di Cisalak, Depok, juga menyatakan tidak terpengaruh dengan rencana pelabelan BPA. “Saya dan keluarga tetap akan menggunakan air galon guna ulang karena sehat, enak, dan tidak menambah sampah,” ujarnya.
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K), Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menegaskan bahwa belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan autisme pada anak.
“Autisme adalah gangguan perilaku yang disebabkan banyak faktor, salah satunya faktor genetik, dan belum ada bukti air galon berhubungan dengan autisme,” jelasnya.
Secara keseluruhan, para pakar dan masyarakat sepakat bahwa isu-isu negatif tentang air galon guna ulang tidak berdasar dan lebih bersifat sebagai bagian dari persaingan bisnis.