Polri Apps
banner 728x90
Berita  

Hongkong Kota Termahal di Asia, Harga Tanah Capai Rp74 Juta Per Meter Persegi

Gambar Hongkong.

Jakarta, Owntalk.co.id – Hong Kong, metropolis yang dikenal dengan dinamismenya, kini menghadapi tantangan baru di tengah krisis tenaga kerja dan populasi yang menua.

Menurut survei terbaru yang dirilis oleh konsultan properti internasional Turner & Townsend dan dikutip dari CNBC pada Jumat (21/6/2024), Hong Kong telah menjadi kota termahal di Asia untuk membangun properti, menggeser posisi Tokyo.

Survei tersebut memproyeksikan bahwa biaya konstruksi rata-rata di Hong Kong akan naik sebesar 4,8 persen tahun ini, mencapai Rp 74 juta per meter persegi.

Dengan angka ini, Hong Kong menempati peringkat kesembilan secara global dari 91 kota yang disurvei, hanya kalah dari kota-kota di Amerika Serikat dan Swiss. New York berada di posisi pertama dengan biaya konstruksi sebesar Rp 94 juta per meter persegi, diikuti oleh San Francisco dan Zurich.

Kelangkaan tenaga kerja terampil dan permintaan konstruksi domestik yang stabil menjadi faktor utama di balik tingginya biaya konstruksi di Hong Kong. Dewan Industri Konstruksi Hong Kong memperkirakan bahwa kekurangan tenaga kerja terampil akan mencapai 40.000 orang pada tahun 2027.

Situasi ini diperparah oleh populasi yang menua dan tingkat kelahiran yang rendah, yang diproyeksikan akan semakin menurunkan tingkat partisipasi angkatan kerja.

Industri konstruksi Hong Kong kini menghadapi tantangan besar. Selain populasi yang menua, kekurangan tenaga kerja juga disebabkan oleh lonjakan emigrasi dan persaingan global untuk menarik bakat, seperti yang disoroti oleh firma konsultan PWC.

Langkah-langkah pemerintah untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja, baik asing maupun domestik, tampaknya belum cukup efektif dalam mengatasi masalah ini.

Selain Hong Kong, Makau juga mencatat biaya konstruksi yang tinggi, menempati peringkat kedua di Asia dan ke-12 secara global.

Sementara itu, kota-kota di Jepang seperti Tokyo, Sapporo, Osaka, Hiroshima, dan Fukuoka, yang biasanya berada di peringkat atas, tahun ini tidak ada yang masuk dalam 10 besar global. Hal ini disebabkan oleh devaluasi yen Jepang dan pertumbuhan ekonomi yang moderat pasca pandemi.

Hong Kong kini berdiri sebagai kota termahal di Asia untuk konstruksi, namun di balik kemegahannya, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi terkait tenaga kerja dan populasi.

Upaya serius dari pemerintah dan sektor swasta diperlukan untuk mengatasi krisis ini dan menjaga daya saing kota ini di panggung global

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *