Jakarta, Owntalk.co.id – Pakar telekomunikasi dan multimedia, Drs. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo, M.Sc, mengkritik rencana Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP-RRI) untuk mengganti logo mereka.
Dalam lima hari ke depan, tepatnya pada tanggal 11 September 2023, Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP-RRI) akan merayakan ulang tahunnya yang ke-78.
Radio ini telah berperan penting sepanjang sejarah Republik ini, ikut serta dalam membangun dan mengisi kemerdekaan hingga saat ini.
Namun, yang menarik dalam perayaan ulang tahun yang akan datang adalah kabar bahwa RRI berencana meluncurkan logo baru, sebagaimana yang terlihat pada gambar di atas. Logo lama yang telah digunakan dalam beberapa waktu terakhir (dengan huruf kapital/RRI) dikabarkan akan diganti dengan logo baru yang terdiri dari huruf kecil (non-kapital/rri).
Menurut Drs. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo, M.Sc, dengan mengubah huruf kapital menjadi huruf kecil, sebenarnya akan mengurangi makna dari Radio Republik Indonesia itu sendiri.
“Secara pribadi, saya merasa menyesal terkait hal ini, karena logo tersebut -meskipun memiliki kata “Radio” di depannya- tetap mengandung makna “Republik Indonesia”. Oleh karena itu, menggunakan huruf “ri” dalam bentuk huruf kecil sebenarnya tidak tepat. Ini dapat dianggap sebagai pengurangan peran Republik Indonesia itu sendiri,” ungkapnya melalui pesan WhatsApp kepada Owntalk, Rabu (06/09/2023).
Sebagai seorang penggemar RRI yang tetap memiliki semangat nasionalisme, ia mengusulkan agar rencana untuk mengubah “RRI” menjadi “rri” sebaiknya dibatalkan.
“Menurut pendapat saya, selain pemborosan biaya untuk mengganti logo di semua stasiun RRI, juga dalam surat resmi, yang tentunya akan memerlukan pengeluaran yang tidak sedikit, ini juga mengurangi makna dari RRI itu sendiri,” paparnya.
“Selamat ulang tahun yang ke-78 RRI (dengan huruf kapital), bukan rri (huruf non-kapital). Tetap eksis di udara,” tutupnya. (AS)