Batam, Owntalk.co.id – Ketua Komisi I DPRD Batam, Lik Khai, menegaskan pentingnya pemenuhan dokumen dan perundingan menyeluruh terkait pelaksanaan cut and fill di Wilayah Bengkong Abadi, khususnya di RT 001 RW 003 Kelurahan Tanjung Buntung, Kecamatan Bengkong.
Pernyataan ini disampaikan oleh Lik Khai dalam pembacaan kesimpulan hasil Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di ruang rapat Komisi I DPRD Batam pada Senin (10/7/2023).
RDPU tersebut melibatkan pemilik lahan, warga terdampak, Polsek Bengkong, dan Lurah Tanjung Puntung.
Lik Khai, didampingi oleh anggota Legislatif seperti Harmidi Umar Husen, Muhammad Fadli, dan Utusan Sarumaha, menekankan pentingnya pemenuhan dokumen lengkap sebelum aktivitas cut and fill dapat dilaksanakan.
Meski demikian, ia juga menekankan bahwa jika semua persyaratan terpenuhi, tidak ada alasan untuk melarang pelaksanaan tersebut.
Dalam responsnya, Juru Bicara Warga, Marbun, menyatakan bahwa jika semua surat izin sudah dikeluarkan oleh Otorita atau BP Batam, mereka merasa tak bisa menghalangi.
Namun, Marbun juga mengungkapkan kekhawatiran warga terkait keselamatan, terutama mengingat lokasi yang ekstrem dan berpotensi longsor.
“Lokasinya ekstrim, jadi kalau longsor siapa yang bertanggung jawab, ini saya minta ada jaminan,” ungkap Marbun.
Lokasi yang diperkirakan akan dijadikan kavling ini berada di lereng bukit, dengan empat rumah di atas bukit kecil dan banyak rumah warga di bawahnya.
Meskipun warga telah mendiami lokasi tersebut sejak 1989 tanpa masalah, kehadiran aktivitas cut and fill menimbulkan kekhawatiran baru.
Dalam penutupannya, Lik Khai meminta Lurah, Camat, dan Aparat Penegak Hukum (APH) untuk menjaga situasi di lokasi agar tetap kondusif, menyoroti pentingnya transparansi dan tanggung jawab dalam pelaksanaan aktivitas ini.