Polri Apps
banner 728x90

WA dan Telegram Redpel Owntalk Diretas

Redaktur Pelaksana Owntalk.co.id, dan tangkapan layar pesan penipu di aplikasi WA dan Telegram atas nama korban Emerson Tarihoran. (Owntalk)

Batam, Owntalk.com – Akun aplikasi WhatsApp (WA) dan Telegram Redaktur Pelaksana Owntalk.co.id, atas nama Emerson Tarihoran diretas. Puluhan nomor WA dan Telegram rekannya yang tersimpan di memori address dihubungi pembajak meminta transfer uang.

”Saya curiga sejak kemarin sore, WA saya bermasalah. Ada beberapa kawan menyebut WA saya tidak aktif. Kemudian tadi malam saya dihubungi ‘voice call’ otomatis menyampaikan nomor kode akses WA. Setelah dihubungi dua kali, baru saya lihat WA saya sudah keluar, dan sejak itu saya yakin dibajak,” kata Emerson Tarihoran, ketika dihubungi di Batam, Senin, 13/2/2023.

Peretasan terhadap akun WA dan Telegram itu, kata Emerson, sudah pernah terjadi sebelumnya terhadap nomor teleponnya. ”Namun peretasan kali ini, sepertinya ada kaitannya dengan pihak tertentu yang ingin mencari data dari percakapan atau transmisi data yang saya terima dan saya kirim ke jaringan WA dan Telegram saya,” ucap Emerson Tarihoran dengan nada curiga.

Namun yang membuat resah rekan-rekan Emerson Tarihoran di berbagai komunitas, adalah permintaan uang agar rekan Emerson mengirim uang kepada penipu yang menggunakan akun WA dan Telegram atas nama Emerson Tarihoran. ”Ada saldo di rekening ngak (seharusnya tertulis ‘nggak’)?” tanya penipu yang telah menguasai akun WA dan Telegram atas nama Emerson.

Iya, saya langsung tahu kalau pesan di WA itu adalah dari penipu, karena bahasanya berbeda dengan biasanya bahasa yang digunakannya (Emerson Tarihoran). Makanya, saya langsung telepon, dan saya posting di beberapa group yang ada nama korban, agar semua sadar bahwa WA atas nama Emerson adalah penipu, karena akun WA-nya dibajak. Kalau telegram, saya tidak biasa menggunakannya. Jones E. Napitupulu, Project Manager di salah satu perusahaan Eropa.

Setelah akun yang dihubungi menjawab, maka penipu melanjutkan permintaan agar dikirim uang ke rekening seseorang yang sengaja disiapkan. Meski rekening yang disiapkan itu bukan atas nama Emerson Tarihoran, sebagaimana pengakuan penipu dirinya Emerson Tarihoran, namun atas nama di rekening yang disiapkannya dusebut sebagai kolega atau keluarganya.

Jones E Napitupulu, seorang rekannya yang bekerja di salah satu perusahaan Eropa, menyebut belasan rekan yang dia kenal berjaringan dengan korban Emerson Tarihoran, menghubungi dirinya untuk memastikan permintaan uang di WA yang datang dari WA atas nama Emerson adalah ulah pembajak WA. ”Iya, saya langsung tahu kalau pesan di WA itu adalah dari penipu, karena bahasanya berbeda dengan biasanya bahasa yang digunakannya (Emerson Tarihoran). Makanya, saya langsung telepon, dan saya posting di beberapa group yang ada nama korban, agar semua sadar bahwa WA atas nama Emerson adalah penipu, karena akun WA-nya dibajak. Kalau telegram, saya tidak biasa menggunakannya,” tutur Jones E Napitupulu.

Benny Sikumbang, salah satu rekan Emerson Tarihoran yang sedang berlibur ke Batam, menyebut nomor telepon atas nama Emerson Tarihoran telah dikloning (digandakan) oleh penipu. Usai menerima informasi itu, Emerson langsung menghubungi Grapari Telkomsel dan meminta agar perangkat yang menggunakan nomor yang sama 0812-7583-xxxx, segera diblokir. Petugas Telkomsel, usai menerima laporan memberi jaminan bahwa tidak ada perangkat lain yang menggunakan nomor yang sama.

Tidak kurang dari 40-an orang pemilik akun WA yang menghubungi Emerson Tarihoran, katanya, telah menghubunginya untuk memastikan WA atas nama dia dibajak atau diretas penipu. ”Ada teman di Jakarta, bahkan ada yang berada di Amerika yang menghubungi saya untuk memastikan WA dan Telegram atas nama saya diretas dan sedang menghubungi banyak orang meminta uang untuk ditransfer. Ini meresahkan, dan saya akan menelusuri pelaku dengan bantuan ahli,” tegas Emerson.

Diakui, aksi penipuan dengan modus pembajakan akun WhatsApp (WA) belakangan ini kian marak terjadi. Si penipu memanfaatkan WA itu untuk meminta uang kepada nomor yang ada di akun WA korban yang diretas. Kebanyakan korban baru mengetahui akunnya diretas setelah ada konfirmasi (permintaan uang) dari rekannya.

Sebelumnya, tahun lalu, Emerson Tarihoran juga mengalami hal yang sama. Saat itu, katanya, seorang sepupunya telah antri di bank hendak mengirim uang Rp15.000.000 ke rekening penipu. ”Sepupu saya ketika itu menyangka bahwa saya benar-benar membutuhkan kiriman uang dari dia, sehingga karena tidak terbiasa mengirim via ATM atau Mobile Banking, dia ingin mentransfer uang yang ada di tabungannya di konter pelayanan BNI,” tutur Emerson mengingat peristiwa yang sama tahun lalu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *