Polri Apps
banner 728x90

Aliansi Maritim Indonesia Beri Masukan Untuk Perkembangan Pelabuhan Ampar 

#image_title

Batam, Owntalk.co.id – Aliansi Maritim Indonesia berikan respon positif terhadap hasil evaluasi dari Tim Strategis Nasional Pemberantasan Korupsi (Stranas PK). Selain itu, Aliansi Maritim Indonesia juga mengapresiasi langkah positif yang lakukan oleh BP Batam perihal masukan tersebut. Beberapa evaluasi dan monitoring tersebut tertuju pada pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia. Salah satunya tata kelola badan usaha pelabuhan (BUP) Batu Ampar.

Tim Stranas PK yang terdiri dari KPK, Mendagri, Menpan RB, Menteri PPN/BAPPENAS, dan Kantor Staf Presiden. Tugas utamanya adalah fokus mencegah terjadinya praktek korupsi dalam tata kelola kepelabuhan di Indonesia.

Output pada tahun 2021-2022, Stranas PK telah membuat evaluasi dan monitoring terhadap pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia. Penilaian Stranas PK, hasil evaluasi dan monitoring terhadap 14 pelabuhan, setidaknya ada lima hal pokok permasalahan yang harus ditindaklanjuti penyelesaiannya.

Ketua Aliansi Maritim Indonesia, Osman Hasyim memuturkan, perihal adanya evaluasi dan monitoring dari tim Stranas PK memberikan dampak yang positif bagi kemajuan Maritim di Kota Batam. Dengan adanya Penilaian tersebut akan memacu perubahan. Tentunya, BP Batam akan merespon segala persoalan yang belum terselesaikan sebelumnya. 

“Seperti perbaikan pelayanan pelabuhan, terutama birokrasi pengelolaanya. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan BP Batam, yaitu administratif, Operasional dilapangan dan infrastruktur,” ungkapnya. 

Lanjut Osman, persoalan Administratif sudah ada perbaiakan walaupun belum 100 persen, terlihat sudah tidak ada lagi orang antri dan seluruh sistem sudah online. Lalu, Ada enam Approve yang memakan waktu lama dan minggu depan mereka akan merubah enam Approval tersebut menjadi satu. 

“Penilaian dari Stranas PK sangat objektif dan kami apresiasi hal itu. Lalu perihal pelayanan dilapanagan, Masalah utamanya adalah soal infrastruktur dan ada beberapa rencana BP yang belum kami ketahui untuk membenahi infrastruktur tersebut. Artinya mereka sudah menjawab keluhan kami, tentunya kami akan dorong pembenahan yang ada lebih di maksimalkan,” jelasnya. 

Osman juga mengatakan, saat ini investor sedang maju mundur. Pihaknya yakin BUP Batu ampar mampu melakukan pembenahan infrastruktur tersebut, terutama soal kebersihan. Batam sebagai pintu gerbang yang berdampingan dengan negara tetangga harus bisa menampilkan diri dengan rapi dan cantik. Maka setelah itu investor akan masuk. 

Kedua, adanya tumpang tindih kewenangan antara pusat dan daerah yang mengakibatkan pungutan ganda. Dengan kata lain menimbulkan biaya atau cost tinggi yang memberatkan pelaku usaha.

“Harus diperhatikan kapal Kargo dengan penumpang gabisa di campurkan dan itu menjadi pekerjaan rumah (Pr) kita saat ini, sebab ada undang-undang yang mengatur hal tersebut. Menyoal PNBP tidak boleh ada pungutan dua kali dalam satu objek yang sama. Kami berharap hal tersebut bisa terselesaikan antara pemerintah pusat dan daerah,” ujarnya. 

Osman juga menjelasakan, adanya penilaian tentang, Tata kelola TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat) yang implementasinya masih belum ada standar tarif dan perlindungan terhadap TKBM.

“Saat ini Assosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) sudah melakukan beberapa sertifikasi untuk rigger. Karena itu butuh waktu untuk mereka melakukan pembinaan menjadikan Rigger yang Profesional,” katanya. 

Osman memaparkan, evaluasi tentang implementasi NLE (National Logistics Ecosystem) yang belum efektif berjalan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Ada langkah dasar yang dipersiapkan. Tentunya harus ada jalur merah untuk jenis-jenis barang dan ada traficnya. Kendaraan yang masuk harus teratur dan bersih untuk menhindari kecelakaan. 

“Ketika traficnya sudah tertata rapi baru NLE bisa berjalan. Tentunya saat ini, apa yang ada harus kita maksimalkan terlebih dahulu untuk mengatasi hal tersebut,” imbuhnya. 

Ada beberapa hal yang saat ini sudah mulai di implementasikan oleh BP Batam untuk mengembangkan Plabuhan Batu Ampar. Seperti, Memperbaiki dan membangun infrastruktur. Dengan cara pendalaman alur batu ampar, untuk lebih mengefektifkan pelabuhan maka sedang diperdalam alur sekitar 12 m pada tahun 2021 hingga 2022. 

Lalu, Membangun 2 lokasi container yard seluas 3,8 ha, akan dilanjutkan terus sesuai dengan kapasitasnya untuk 600.000 teus. Membeli Container Crane 1 unit seharga 120 M, untuk menambah daya saing, Memperbaiki dermaga selatan, Membanguan Auto Gate Sistem, Membangun Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu CIQP, Memperbaiki Drainase Batu Ampar dan Mengundang pihak swasta untuk berinvestasi.

Osman menambahkan, saat ini industri maritim di Kota Batam meningkat drastis. Hal tersebut dipicu setelah adanya perubahan Perka Nomor 19 tahun 2016 menjadi Perka Nomor 34 tahun 2021. Tentang perubahan atas peraturan kepala BP Kawasan Perdagangan bebas dan pelabuhan Bebas Batam. Nomor 27 tahun 2021 tentang pengelolaan tarif layanan dan tata cara pengadministrasian keuangan pada BUP BP Kawasan Perdagangan bebas dan pelabuhan Bebas Batam. 

“Sesuai dengan data BPS Per April terhadap nilai Ekspor Kapal menjadi 498 persen. Dengan alat ukur C-to-C tingkat pertumbuhan terjadi peningkatan 776 persen. Namun di provinsi lain hanya sekitar 10 hingga 20 persen. Artinya di industri galangan dan pabrikasi terjadi peningkatan yang signifikan. Tentunya tren ini harus dijaga, target kita ratusan ribu seperti tahun sebelumya. Maka, dengan adanya masukan dari Stranas PK kita harus lebih aktif untuk memajukan dunia maritim kota Batam,” tutupnya. 

Saat ini BP Batam memiliki beberapa rencana kerja seperti Membangun infrastruktur jangka pendek, contohnya membangun Container Yard. Lalu, Melengkapi alat bongkar muat modern. Setelah itu, Memberlakukan Process Business yang sama dengan pelabuhan International lainnya, seperti diseluruh negara yang ada di dunia dengan sistem terminal operator terbaik. Selanjutnya, Mengundang pelaku usaha pelayaran international ke Kota Batam.

Aliansi maritim Indonesia merupakan gabungan dari berbagai asosiasi industri maritim di kota Batam. Seperti, ISAA, APBMI, ALFI, BSOA, IPERINDO, Serikat Pekerja Metal Indonesia, Inampa, Praktisi dan Akademisi. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *