Jakarta, Owntalk.co.id – Tiga negara yaitu Jepang, Inggris, dan Korea Selatan menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan angkutan massal perkotaan MRT Jakarta.
Ketertarikan tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dengan ketiga negara tersebut yang berlangsung pada Senin, 14 November 2022 lalu di Bali bersamaan dengan momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 Bali.
Adapun penandatanganan nota kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan terpisah, antara Indonesia dengan Jepang dan Inggris. Sementara penandatanganan nota kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) berikutnya dilakukan antara Indonesia dengan Korea Selatan tentang pembangunan MRT Jakarta Fase 4 dengan lintas Fatmawati – Kampung Rambutan.
Penandatanganan tersebut dihadiri oleh Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi; Wakil Menteri untuk Kerja Sama Luar Negeri Jepang Satoru Mizushima; Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins; PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono; Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan Won Hee-Ryong; serta Dubes RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.
Lebih lanjut terkait nota kesepahaman yang ditandatangani antara RI dengan Jepang dan Inggris adalah berisikan :
1. Memorandum of Cooperation (MoC) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang tentang kelanjutan pembangunan MRT Jakarta East-West Line Phase 1,
2. Letter of Intent (LoI) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Inggris tentang Kerja Sama Pembangunan MRT Jakarta.
Sementara MoU yang ditandatangani dengan Korea Selatan merupakan tindak lanjut dari pembicaraan pada kegiatan 28th ASEAN Transport Minister Meeting yang diselenggarakan pada 16-17 Oktober 2022 lalu di Bali. “Kedua negara akan terus meningkatkan kerja sama tidak hanya di sektor perkeretaapian, tetapi juga di sektor darat, laut, dan udara,” tutur Menhub.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, saat ini banyak negara yang berkeinginan untuk melakukan investasi membangun infrastruktur transportasi di Indonesia, khususnya MRT.
“Dengan adanya nota kesepahaman ini, saya berharap menjadi langkah awal percepatan pengembangan MRT di Jakarta, yang dapat menjadi solusi mengurangi kemacetan dan juga sebagai moda transportasi publik yang ramah lingkungan, sehingga mampu mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas udara bersih,” ucapnya sebagaimana dikutip InfoPublik pada Selasa (16/11/2022).
Menhub menjelaskan, momentum Presidensi Indonesia dalam KTT G20 tahun ini dimanfaatkan untuk mencari peluang kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi dengan banyak negara, melalui pendanaan kreatif non-APBN. Hal ini dilakukan agar pembangunan infrastruktur transportasi dapat terus dilakukan dalam rangka meningkatkan konektivitas dan daya saing negara, di tengah keterbatasan APBN.
“Sebagaimana amanat bapak Presiden bahwa pengembangan angkutan massal perkotaan seperti MRT Jakarta sangat penting untuk terus dilakukan. Saat ini DKI Jakarta dinilai sebagai kota yang cukup representatif untuk percontohan pengembangan angkutan massal perkotaan. Tempat-tempat lain yang sekarang sedang akan dilakukan studi berkaitan dengan MRT dan LRT yaitu Medan, Bandung, Surabaya, dan Bali,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Owen Jenkins, mengungkapkan pihaknya siap mendukung Kemenhub dan Pemerintah DKI Jakarta untuk mengembangkan fase-fase MRT berikutnya, termasuk melalui Expression of Interest dari UK Export Finance untuk menyiapkan pendanaan sebesar $1,25 miliar.
Sementara Wakil Menteri untuk Kerja Sama Luar Negeri Jepang, Satoru Mizushima, mengatakan Jepang telah berpartisipasi pada pembangunan MRT Jakarta koridor selatan – utara (Lebak Bulus – HI) yang telah diresmikan oleh Presiden RI pada Maret 2019. Ia meyakini, dengan adanya pengalaman kerja sama kedua negara dalam membangun MRT, akan membantu dalam memfasilitasi pembangunan MRT selanjutnya yaitu koridor timur – barat (east – west).