Batam, Owntalk.co.id – LSM Lira Kepri mengkritik pengelolaan air yang saat ini dikelola oleh SPAM Batam bekerjasama dengan PT Moya. Pengelolaan saat ini, dianggap jauh dari harapan warga Batam.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Lira, Muhammad Nur. Dia menyampaikan bahwa kualitas pelayanan air saat ini sangat banyak merugikan masyarakat.
“Mulai dari kualitas air, pemasangan baru dan distribusi air kerumah warga, semuanya bermasalah,” kata M Nur pada kantor Berita Owntalk. Senin, (31/10).
Tak hanya itu, LSM Lira Kepri, kata M Nur juga mendapati banyak keluhan dari masyarakat terkait penyambungan meteran baru. LSM Lira Kepri menyebut bahwa kurang lebih selama empat bulan sambungan baru tak bisa dilakukan oleh pengelola.
“Ribuan masyarakat tak bisa mendapatkan layanan penyambungan meteran baru, tak hanya perumahan, ini juga didominasi ruko untuk usaha dan ini sangat merusak ekosistem perekonomian masyarakat yang sedang tumbuh,” lanjut dia
Untuk itu, LSM Lira Kepri, meminta kepada Kepala BP Batam untuk dapat mengevaluasi kinerja SPAM Batam dan PT Moya.
“Harus ada kontrol yang tegas terhadap pengelola air. Karena air ini hajat hidup orang banyak, semua kita butuh air, apalagi saat ini pengelolaan air sudah diberikan kepada SPAM Batam, seharusnya lebih baik dari yang lama bukan kualitas airnya seperti ini, kuning dan berlumpur, apakah layak untuk diminum, jangankan diminum untuk MCK (Mandi, Cuci, Kakus) saja tak layak ini,” tegasnya.
Sebelumnya, lembaga Ombudsmen Kepri sempat membuat jejak pendapat di masyarakat pengguna layaan air bersih kota Batam.
Berdasarkan hasil survey, masyarakat mengeluhkan pendistribusian air hanya di waktu-waktu tertentu. Sebanyak 15,93% responden menjawab air mengalir hanya pada pukul 20.00 – 23.00 WIB, lalu sebanyak 30,56% responden menjawab pukul 23.00 – 02.00 WIB, dan sebanyak 35,37% responden menjawab pukul 02.00 – 05.00 WIB.
Lebih lanjut, fenomena lain yang ditemukan pada hasil survey tersebut, responden mengeluhkan mengenai kualitas air dan debit air. Hampir 75% responden mengeluhkan kualitas air yang didistribusikan. Sebanyak 29,44% responden menjawab air yang didistribusikan kadang jernih, 36,67% respon menjawab kadang keruh, dan 7,96% responden menjawab air yang didistribusikan selalu keruh.
Kemudian, terkait debit air, sebanyak 40,19% responden menjawab sedang, sebanyak 32,78% responden menjawab kecil dan 19,63% responden lainnya menjawab debit air sedikit dan diikuti dengan suara angin.
Dalam survey tersebut juga terdapat 41,3% responden memiliki masalah terkait air yang berasa dan berbau. Sebanyak 18,89% reponden menjawab air yang didistribusikan tawar namun berbau, sebanyak 12,22% responden menjawab terasa kimiawi namun tidak berbau, dan sebanyak 10,19% responden mengeluhkan air terasa kimiawi serta berbau.
Lagat menerangkan lebih dari 50% masyarakat yang menjadi responden ini pernah menyampaikan keluhannya kepada SPAM Batam, namun, hanya 15,37% yang ditanggapi (9,44 % segera ditanggapi dan 5,93% ditanggapi setelah lebih dari 1 hari), sisanya sebanyak 49,63% ditanggapi namun tidak tuntas dan 31,30% tidak ditanggapi.
“Hanya 7,23% saja dari responden yang mengatakan puas pada layanan SPAM Batam, sisanya 27,78% biasa saja dan 65% tidak puas,” jelas ketua Ombudsmen Kepri, Lagat Siadari