Polri Apps
banner 728x90

Kepri Terima Investasi 25 T di Awal Tahun Dari 3 Perusahaan Tiongkok

Ilustrasi kerjasama Indonesia-Tiongkok. (sumber : Kompas.com)

KEK Galang Batang yang memiliki luas 2.300 hektare difokuskan untuk pengolahan bauksit menjadi alumina atau aluminium. Nilai investasi industri pengolahan bauksit diperkirakan mencapai Rp36,25 triliun pada 2027. Bahkan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto memperkirakan nilai investasi tersebut dapat meningkat menjadi 5,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp77 triliun. Hingga akhir 2020, KEK Galang Batang dinilai sebagai realisasi investasi terbesar, dengan nilai sekitar Rp11 triliun.

Didukung para ahli dari Tiongkok, perusahaan smelter di KEK tersebut membeli bauksit dari wilayah setempat, seperti Pulau Bintan, Lingga, dan Karimun guna mencapai target pengolahan satu juta ton bauksit menjadi alumina. Selain untuk pengolahan bauksit, KEK Galang Batang berpotensi menjadi kawasan industri tekstil.

Sementara itu, Badan Koordinasi Penananaman Modal (BKPM) melaporkan, Tiongkok menanamkan modalnya sebesar USD2,3 miliar ke Indonesia pada Januari hingga September 2021. Nilai investasi ini berada di peringkat ketiga sebagai investor asing terbesar Indonesia. Sementara posisi pertama masih ditempati Singapura dengan nilai USD7,3 miliar. Kemudian, Hongkong naik ke posisi kedua dengan nilai USD3,1 miliar.

Nilai investasi Tiongkok mengalami peningkatan sejak 2018. Nilai investasi Tiongkok tercatat sebesar USD2,4 miliar pada 2018, posisi kedua setelah Singapura dan Jepang. Kemudian, peringkat Tiongkok naik ke posisi kedua dengan nilai USD4,7 miliar pada 2019. Lalu saat pandemi datang ke Indonesia, investasi Tiongkok kembali meningkat menjadi US4,8 miliar pada 2020. Kendati demikian, nilai investasi Tiongkok ke Indonesia masih belum bisa menyalip Singapura.