Polri Apps
banner 728x90

[Profil] – Akhmad Rosano, Pendiri LSM Berlian, Coba Lawan Peredaran Narkoba

Ahmad Rosano ketika hadir di kantor berita Owntalk beberapa waktu lalu,
Ahmad Rosano ketika hadir di kantor berita Owntalk beberapa waktu lalu,

”Kecil saya dikenal dengan anak yang bandel dan degil ya. Saya dulu hobi nya berantem dikelas. Ya kerjanya sehari-hari kelahi dari SD sampe SMP. Waktu itu saya rajin bantuin kakek saya dikebun, saya jadi tinggal kelas selama satu tahun. Akhirnya disuruh pulang lanjut sekolah,“ujar pria yang gemar bermain sepak bola itu kala sekolah.

Kebandelan itupun berubah ketika Rosano duduk dibangku SMA. Dirinya mulai berubah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dulunya yang hobi berkelahi, kini Rosano lebih sering berkmpul di ‘geng’ motor yang diikutinya sebagai hobi  baru. Rosano juga aktif di organisai Osis dan menjabat sebagai ketua. Dirinya selalu memiliki prinsip untuk selalu menjadi pemimpin. Hal itu juga karena ada didikan dari sang ayah yang mengingatkan padanya untuk selalu menjadi pemimpin, baik untuk orang lain maupun untuk diri sendiri. Perubahan yang dilakukan Rosano pun berbuah manis, sehingga semasa SMA dirinya kerap meraih peringkat satu hingga tiga dikelas.

“Saya ketua Osis, saya memang senang jadi pemimpin. Saya gak pernah mau jadi anak buah dulu itu. Geng berantem, geng motor aja saya ketuanya. Bapak saya bilang, kemana pun kamu merantau nanti nak, jadilah pemimpin sekalipun ketua tambal ban,” jelas Rosano.

Memiliki Ayah yang merupakan seorang Abdi Negara, ternyata membuat Rosano memiliki keinginan untuk mengikuti jejak sang ayah. Dirinya bercita-cita untuk menjadi tentara dan dapat menjadi pemimpin kala itu. Namun siapa sangka, keinginan Rosano untuk terjun kedunia tentara tak direstui ayahanda tercinta. Kedua orang tua Rosano saat itu lebih memilih dirinya untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengingat sang ayah yang telah nama terjun kedunia prajurit abdi Negara.

“Udah gak usah. Papa udah sering ikut perang, udah rasain perang di Aceh, Timur-timur, Papua, udah. Berat jadi Tentara itu. Kamu jadi PNS aja kalo udah selesai sekolah nanti,” ungkap anak sulung itu sembari mengingat kata-kata sang ayah yang melarangnya. 

Tanpa berfikir panjang dan tetap teguh akan cita-citanya, Rosano yang tengah mengenyam pendidikan di bangku SMA kelas tiga, menyiapkan berkas untuk pendaftaran Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) tanpa sepengetahuan ayahnya. Beruntungnya, cita-cita akan menjadi tentara dikabulkan sang Khalik sehingga Rosano lulus dan mendapat pemberitahuan untuk melanjutkan pendidikan di kota Magelang pada tahun 1985.

Dengan semangat yang membara serta rasa bangga akan kelulusannya sebagai peserta AKABRI di Ajendam, Rosano pulang ke rumah dengan membawa surat persetujuan orang tua untuk mengikuti pendidikan. Surat tersebut berisikan kurang lebih.

Orang tua menyetujui,

Bapak/Ibu, saudara dan segenap keluaraga tidak boleh dan tidak memiliki hak untuk menuntut apabila yang bersangkutan gugur dalam pendidikan tugas.

Membaca isi surat itu, orang tua Rosano tidak bersedia menandatangani dan menyutujui apa yang tertera didalamnya. Sang ayah yang paham betul bagaimana rasanya menjadi Abdi Negara mencoba menghentikan niat Rosano kala itu. Namun, hal itu membuatnya kesal dan marah akan keputusan orang tuanya.

Pada hari terakhir dalam membawa surat persetujuan orang tua, Rosano tetap berangkat ke Makassar meskipun tanpa adanya tanda tangan dari orang tuanya. Semangat Rosano akan menjadi tentara begitu menggebu-gebu dihatinya sehingga dirinya tetap berangkat meskipun tanpa restu dari orang tuan. Panjang akalnya, dalam perjalanan menuju Makassar, Rosano menandatangi surat pernyataan itu dengan tanda tangannya yang menyerupai bentuk tanda tangan sang ayah.

“Saya tetap optimis, saya mau jadi tentara waktu itu. Akhirnya saya berangkat dan diatas mobilah saya tanda tangani surat itu. Saya palsukan diatas mobil tanda tangan itu. Saya serahkan hari kamis dan hari jum’atnya kami terbang ke Magelang untuk pendidikan,” jelas suami dari Sri Ramadhani itu.

Baca Halaman Selanjutnya…