4 Januari, Belajar Tatap Muka di Hiterland Segera Dimulai

berita terkini batam
(Foto: Owntalk)

Batam, Owntalk.co.id -Khusus wilayah hinterland atau pulau Penyangga, Pemerintah Kota (Pemko) Batam memutuskan untuk memulai belajar tatap muka bagi TK hingga SMP, di tanggal 4 Januari 2021.

Hal ini disampaikan Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad, usai pertemuan dengan kepala sekolah dan guru hinterland di panggung di Dataran Engku Putri, Batamcenter, Rabu (23/12). Ia menyebutkan, ada beberapa syarat dan delapan protokol kesehatan yang harus dipatuhi.

“Ada syarat yang wajib dijalankan. Kita tak ingin sekolah justru jadi klaster baru penyebaran Covid-19,” ujar Rudi.

Amsakar mengatakan, kebijakan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, sudah mendapat persetujuan dari 100 kepala sekolah yang ada di hinterland beserta guru di tiap sekolah. Ia berharap keputusan tersebut mampu menjawab kerinduan para siswa untuk belajar di kelas.

Adapun syarat yang harus dipenuhi pihak sekolah, sekolah harus menyediakan sarana sanitasi bersih, memiliki tempat cuci tangan atau hand sanitizer. Pihak sekolah mampu mengakses layanan kesehatan, wajib memakai masker, punya alat pengecek suhu badan, memiliki data riwayat kesehatan siswa dan guru, dan mendapat persetujuan dari komite atau orang tua.

“Dari semua syarat ini, pihak sekolah sudah siap, tinggal menunggu surat pernyataan dari orang tua,” ujar Amsakar.

Jelasnya, surat pernyataan tersebut sifatnya wajib. Bagi orang tua yang keberatan untuk menjalankan sekolah tatap muka masih diperbolehkan menjalankan proses belajar secara daring atau belajar dari rumah.

“Kalau sudah siap semua, 4 Januari kita mulai belajar di kelas untuk Kecamatan Belakangpadang, Bulang, dan Galang. Kemudian ada dua pulau yakni Seraya di Sekupang dan Ngenang di Nongsa yang juga dibuka,” katanya.

Amsakar didampingi Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan, menyaksikan langsung penandatangan kesepakatan diwakili tiga kepala sekolah di hinterland.

Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin menambahkan, penerapan sekolah tatap muka tersebut akan dilakukan dua bulan tahap pertama. Jika hal tersebut dinilai berhasil, maka akan dilakukan seterusnya.

“Ini akan menjadi percontohan bagi sekolah yang ada di mainland. Kalau di hinterland berhasil, bisa diterapkan di mainland,” jelasnya.

Untuk belajar tatap muka ini, kata dia, tidak ada waktu istirahat. Kemudian setiap kelas bagi TK atau PAUD hanya 5 murid, serta jenjang SD dan SMP hanya 18 siswa saja. Selain itu, setiap sekolah membuat jarak tempat duduk siswa 1,5 meter.

“Guru juga dilarang mondar-mandir, saat mengajar cukup di depan saja. Selanjutnya, olahraga yang sifatnya bersentuhan tidak diperbolehkan,” sebutnya.

Jefridin menekankan, pihak sekolah harus menjalankan semua protokol yang sudah disusun Disdik Batam. Ia tak ingin sekolah justru jadi klaster baru penyebaran Covid-19. Ia juga meminta pihak sekolah nantinya segera membentuk gugus tugas di masing-masing sekolah.

“Ada delapan protokol kesehatan yang disusun Disdik. Ini harus dijalankan semua,” ujar Jefridin.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan, menyampaikan delapan protokol yang sudah disusun. Adapun protokol kesehatan itu yakni protokol Kesehatan Umum di Sekolah, Protokol Sarana dan Prasarana Pendidikan, Protokol Kesehatan Tenaga Pendidik, Protokol Kesehatan Pendidikan Setelah di Rumah, Protokol Kesehatan saat Berangkat Sekolah, Protokol Kesehatan Siswa di Sekolah, Protokol Kesehatan Proses Belajar, dan Protokol Kesehatan saat Mengajar di Sekolah.

“Dalam ketentuan ini, kantin juga tidak diperbolehkan buka dalam kurun dua bulan pertama,” ujar Hendri.

Exit mobile version