Polri Apps
banner 728x90
Opini  

Lukas Loh, Memilih Takdir Jadi Jurnalis Hingga Akhir Hayat –

berita terkini batam
Foto kenangan Lukas Loh semasa hidup di kantor Owntalk.co.id. (Foto : owntalk)

Catatan Anwar Anas, Pendiri media Siber Owntalk.co.id

Dunia Pers berduka. Jurnalis senior Lukas Loh wafat, pada Rabu, (4/11/2020). pukul 18.00 Wib di Rumah Sakit Elisabeth – Batamcentre, kota Batam.

Lukas wafat dalam usia 72 tahun, lahir di Batam, Tanjung Uma tahun 1948.

Kabar duka wafatnya jurnalis TV itu cepat menyebar di WhatsApp Group (WAG). Bersamaan dengan kabar tersebut, foto-foto Lukas saat masih muda dan bekerja di media Nasional memenuhi beranda.

Tawa renyah dan canda ringan Lukas kembali terngiang diingatan. Baru kemarin kami bersua —Kesenduhan menyergap. Lukas dikenal sederhana, senior dan komitmen dalam karya. legenda. Dan, banyak orang kehilangan.

Dia mulai bergabung dengan Owntalk.co.id saat media itu pertama kali diluncurkan ke publik ditahun 2019. Kami semua memanggilnya dengan panggilan akrab “Opa”.

Kami memposisikan Opa Lukas sebagai pengarah dalam pengambilan video-video untuk konten Youtube . Dia sosok yang sabar mengajari kami, sebagai orang yang benar-benar expert, Opa banyak memberikan pehaman baru dalam karya jurnalistik TV. Kami diarahkan untuk memberikan warna dari penggabungan reportasi dan youtube.

Opa telah menemukan kedamaian nya. Tinta pena dan catatan-catatan kecil akan mengenangnya sepanjang sejarah.
” Jangan berhenti untuk belajar, Menambah pengalaman adalah cara untuk membuka cakrawala berfikir,” sebut dia suatu waktu.

Masa itu, saya tidak paham pesan yang ingin disampaikan Opa Lukas melalui quote itu. Namun setiap membaca nya kembali, saya merinding — terasa ngilu. Pesan yang saya pahami dengan sederhana ketika itu: Ilmu akan diraih dengan banyak mencoba hal-hal baru. Saya tidak tahu apakah pesan itu benar.

Di Usia 72 Opa Lukas menyetir sendiri mobilnya untuk bersilaturahim kepada wartawan senior. Beberapa kali, opa suka mengajak saya dan Saleh yang juga wartawan di media Owntalk.co.id. Ketika bertemu dengan wartawan lama biasanya suasana jadi seru.

Meminjam istilah anak sekarang, “pecah”.

Itulah Opa Lukas yang ketika ia datang selalu memberi warna. Dia lalu bercerita tentang masa-masa sulit dunia jurnalistik belum di era Smart Phone seperti sekarang ini.

kami dan Saleh akan menjadi pendengar yang setia. Biasanya tak jarang dengan rekan seniornya, mereka berbagi kisah masa lalu — Penuh kenangan dan kelucuan.

Wartawan saat itu dituntut untuk prima dalam mengabarkan berita. berita harus update dan aktual, sedangkan infrastrukturnya belum secanggih hari ini. — Mereka berkisah harus direpotkan dengan urusan-urusan redaksi yang cerewet dan menuntut kesempurnaan, pun begitu — Opa selalu mengenangnya sebagai perjalan hidup yang seru.

CERITA LUCU
Sesekali datang ke kantor Owntalk.co.id, Opa selalu memberikan kesulitan bagi kami. Pasalnya, di usia 72 tahun orang akan diserang penyakit alami,– Yakni Pelupa.

Opa sering lupa dan mengantongi kunci mobil kantor di saku celana nya. Alhasil, Ketika wartawan harus berangkat untuk undangan liputan terpaksa memesan jasa gojek karena kunci kendaraan tak ditemukan.

Ketika sudah mencari kemana-mana , barulah Opa sadar bahwa kunci itu ada di saku celananya. Kejadian ini tidak hanya terjadi sekali, tapi berulang-ulang.

Kami ingin menceritakan kembali kisah lucu ini, ketika kami merasa rindu dengan sosok Opa Lukas. Dia telah berpulang — dalam kedamaian, dalam kebaikkan dan dalam perpisahan.

Pada akhirnya, kami ingin membacakan sajak Sapardi Djoko di pusaran mu, sebagai rasa hangatnya kenangan itu.

YANG FANA ADALAH WAKTU

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik,
merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu.

Kita abadi.

(1978)

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *