Polri Apps
banner 728x90
Natuna  

Karena Kipas Angin Mesin Kapal Patah,10 Ekor Sapi Ini Terombang-ambing 8 Hari di Lautan

berita terkini batam
Ilustrasi (Foto: Owntalk)

Natuna, Owntalk.co.id – Kapal kayu KM Sumber Cahaya berkapasitas 6 GT berserta 5 ABK yang hilang kontak sejak tanggal 9 Juli 2020 lalu, telah ditemukan di sekitar perairan Pulau Timau, Kecamatan Midai, Kabupaten Natuna pada Rabu (15/07/2020).

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Natuna, Mexianus Bakabel, mengatakan kapal dan ABK ini ditemukan sekitar 21 mil dari Pulau Timau, Midai.

Dilansir dari Posmetro, “Hilang kontak sejak tanggal 9 Juli lalu setelah kapal di terjang badai, yang mengakibatkan kipas mesin patah dalam perjalanan dari Midai ke Anambas. Kapal ini membawa 10 ekor sapi dan 5 orang anak buah kapal, terombang-ambing di lautan sekitar 8 hari,” ungkap Mexianus saat dihubungi via selulernya, Kamis (16/07/2020).

Kapal Sumber Cahaya ini, kata Mexianus Bekabel ditemukan oleh nelayan setempat saat mencari ikan. Dan langsung menginformasikan ke pemerintah kecamatan dan selanjutnya di tindaklanjuti oleh tim SAR.

“Dengan informasi tersebut tim gabungan yang meliputi KPP SAR Natuna, TNI POLRI, Dinas perhubungan, DPRD Natuna dan beberapa instansi terkait, langsung melakukan respon cepat dengan segera menuju ke titik lokasi di Pulau Timau, perairan Midai menggunakan KN. Sasikirana,” kata Mexianus Bekabel.

Mexianus Bekabel juga menjelaskan, KM Sumber Cahaya dan anak buah kapal tersebut sudah dievakuasi ke Midai.

“Ke 5 ABK sudah mendapatkan pertolongan medis dari Puskesmas setempat,” jelas Mexianus.

Hanya saja sebut Mexianus sangat disayangkan kapal naas ini tak dilengkapi alat komunikasi lengkap.

“Dalam perjalanannya, kapal ini tak dilengkapi alat komunikasi yang lengkap. Sehingga menyulitkan untuk meminta pertolongan,” sebut Mexianus lagi.

Selama terombang ambing di lautan, tambah Mexianus ABK kapal hanya mengandalkan arah angin dengan membentangkan kain sebagai layar.

“Mereka sudah pasrah, dan berharap arah angin untuk membawa ke pantai yang terdekat. Padahal mereka sudah memasuki perairan Anambas, lebih kurang 40 mil,” tambah Mexianus.

Sedangkan untuk bertahan hidup, terang Mexianus, mereka masih mengandalkan stok makanan yang ada dan berhemat.

“Selama terombang ambing di lautan mereka bertahan hidup dengan bekal yang ada saja, itupun sangat berhemat. Dan Alhamdulillah hingga kini mereka telah selamat dan kembali ke rumah masing-masing,” terang Mexianus Bakabel.

Mexianus Bekabel mengimbau kepada nelayan saat beraktifitas di laut untuk mengutamakan keselamatan, dan melengkapi kapal dengan alat komunikasi lengkap supaya jika terjadi kecelakaan di laut cepat dapat pertolongan.

“Saat ini cuaca yang ekstrim. Kita imbau kepada nelayan untuk mengutamakan keselamatan dan jangan lupa melengkapi kapal atau pompong dengan alat komunikasi yang lengkap,” imbuh Mexianus Bekabel.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *