Batam, owntalk.co.id – Setelah kericuhan beberapa waktu lalu dengan Satpol PP dan tim Terpadu, akhirnya warga RT 04/ RW 04 Kelurahan Tanjung Uma dan pedagang yang bermukim di dekat pasar induk jodoh melemparkan 6 tuntutannya kepada pemerintah dan aparat kepolisian setempat.
Tuntutan itu dibacakan oleh Boni Fasius Ginting ditengah rapat dengan para pedagang dan masyarakat yang hadir. Kamis, (13/3/2020).
“ yang pertama, kami meminta pemko Batam dan dinas Perindag terbuka dan transparan mengenai sumber dana operasional tim terpadu pada kegiatan pembongkaran, Selasa, (10/3/2020) lalu,” kata Boni
Lanjut dia, pihaknya meminta agar Kabag Ops Satpol PP (Imam Tohari) dapat menjelaskan dan meyakinkan warga bahwa tim Satpol PP yang turun pada hari itu benar-benar petugas Satpol PP.
“ Meminta Imam Tohari untuk menjelaskan bahwa yang turun itu Satpol PP bukan penyusup !,” tegasnya
Pihaknya pun meminta kepada kepolisian Polresta Barelang untuk mengusut tuntas peristiwa penganiayaan yang dilakukan petugas kepada warga, pedagang dan mahasiswa pada kegiatan pemagaran tersebut.
Lebih lanjut, Boni yang didampingi warga dan pedagang sore itu meminta pemerintah untuk menjelaskan penggunaan sejumlah alat berat dan material tersebut berasal dari pihak swasta.
“ Kami menduga alat berat dan material itu berasal dari pasar sebelah milik swasta,” kata dia pada sejumlah wartawan yang hadir.
Pada tuntutan selanjutnya, Warga juga mengatakan bahwa pemerintah tidak menaati perjanjian awal yang mengatakan bahwa kegiatan tersebut hanya pemagaran saja tidak disertai dengan pembongkaran.
“ Pembongkaran ini lah pemicu kerusuhan itu terjadi,” paparnya
Terakhir, Warga dan Pedagang meminta Pemko dan Disperindag bertanggung jawab atas kerusuhan yang mengakibatkan sejumlah pedagang dan warga terluka pada insiden 10-11 Maret 2020 lalu. (Leuwalang)