Larantuka, Owntalk.co.id – Gunung Lewotobi Lakilaki di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus dahsyat pada Selasa malam (20/3/2025) pukul 22:56 WITA.
Letusan yang jauh lebih besar dibanding letusan sebelumnya pada 7 November 2024 ini membuat status gunung langsung dinaikkan menjadi Awas (Level IV). Dentuman kerasnya terdengar hingga radius 200-210 kilometer, menggema di kota-kota seperti Ende, Kalabahi, dan bahkan Alor.
Kolom abu vulkanik membumbung tinggi hingga 9.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) menurut pengamatan lokal, sementara Japan Meteorological Agency (JMA) mencatat ketinggian mencapai 16.000 meter. Abu vulkanik terhembus ke arah Barat Daya-Barat. Aliran lava juga terpantau sejauh 3.5 kilometer ke arah Timur Laut dari kawah.
Letusan spektakuler ini bahkan tertangkap oleh aplikasi pemantau cuaca, menampilkan gumpalan awan raksasa yang tiba-tiba muncul di atas puncak gunung. JMA sempat mengeluarkan peringatan potensi tsunami, namun peringatan tersebut dicabut beberapa menit kemudian.
Selain dentuman keras yang membuat rumah-rumah bergetar, letusan juga disertai hujan abu dan kerikil, menambah suasana mencekam di sekitar gunung.
Di Larantuka, getaran yang dirasakan ternyata berasal dari gempa bumi berkekuatan Mag:3.0 SR yang terjadi hampir bersamaan dengan letusan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Lakilaki dan wisatawan menjauhi radius 7 kilometer dari pusat erupsi, dan radius 8 kilometer di sektor Barat Daya – Utara – Timur Laut.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan pemerintah daerah, dan mewaspadai potensi banjir lahar hujan. Penggunaan masker juga sangat dianjurkan untuk menghindari bahaya abu vulkanik.
Skala Volcanic Explosivity Index (VEI) dari letusan ini masih belum diketahui.