Komisaris PLN Batam: Dunia Usaha Perlu Ambil Peran, Listrik Bukan Sekadar Komoditas

Komisaris PT PLN Batam, Usep RS.

Batam, Owntalk.co.id – Komisaris PT PLN Batam, Usep, menyampaikan pandangannya terkait pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha dan penyedia tenaga listrik dalam menjaga stabilitas pasokan energi di Kota Batam.

Menurutnya, kelistrikan bukan sekadar komoditas bisnis, tetapi menjadi tulang punggung bagi pembangunan jangka panjang dan daya saing wilayah industri seperti Batam.

“Listrik itu bukan sekadar angka di meteran. Ia fondasi dari semua aktivitas ekonomi. Ketika dunia usaha ikut berperan aktif dalam mendukung sistem kelistrikan, maka mereka ikut membangun pondasi pembangunan kota ini,” ujar Usep dalam pernyataan tertulis, Kamis (19/6).

Pernyataan tersebut disampaikan menyusul meningkatnya jumlah pemilik wilayah usaha dan pemegang IUPTLU (Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum) yang telah menandatangani kerjasama jual beli tenaga listrik dengan PLN Batam. Usep menilai langkah tersebut sebagai indikasi kesadaran kolektif yang mulai tumbuh, bahwa sektor swasta punya tanggung jawab langsung terhadap keberlanjutan energi di Batam.

“Kami sangat mengapresiasi para pelaku usaha yang bersedia bekerjasama secara resmi. Ini bukan hanya tentang tarif, tapi tentang kejelasan struktur energi kita. Tentang siapa menanggung apa, dan bagaimana sistem ini bisa terus berjalan dalam jangka panjang,” tegasnya.

Usep juga mengingatkan bahwa PLN Batam tidak menerima subsidi atau kompensasi dari pemerintah pusat, berbeda dengan skema kelistrikan di banyak daerah lain di Indonesia. Dengan demikian, operasional PLN Batam sepenuhnya bergantung pada efisiensi internal dan kontribusi pelanggan.

“Karena tidak disubsidi, tidak ada ruang untuk ‘tarik-menarik harga’ tanpa dasar. Justru kita perlu membangun ekosistem energi yang sehat, fair, dan berkelanjutan. Dan dunia usaha adalah bagian utama dari ekosistem itu,” lanjut Usep.

Secara khusus, ia menyoroti keistimewaan Batam sebagai kawasan perdagangan bebas yang telah memberikan banyak insentif fiskal bagi pelaku usaha—termasuk bebas bea masuk dan kemudahan impor barang modal. Dalam konteks itu, menurutnya, wajar jika dunia usaha juga ikut menjaga keberlanjutan pasokan listrik sebagai bentuk partisipasi sosial dan ekonomi.

“Batam itu sudah diuntungkan dari sisi fiskal. Kalau energi juga ingin selalu murah tanpa kontribusi yang seimbang, justru itu bisa mengganggu kestabilan. Kita bukan bicara soal hari ini saja, tapi ketahanan sistem ke depan,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Komisaris PLN Batam itu mengajak seluruh pelaku usaha, baik yang telah maupun belum menjalin kerjasama resmi, untuk melihat energi sebagai bagian dari tanggung jawab kolektif menuju masa depan yang lebih kuat.

“Indonesia Emas 2045 tidak akan bisa dicapai dengan sistem energi yang rapuh. Batam bisa jadi contoh bagaimana swasta dan negara bergandengan membangun kekuatan energi nasional,” tutupnya.

Exit mobile version