Batam, Owntalk.co.id – Suasana kondusif menyelimuti pertemuan antara warga RT 09/RW 16 Baloi Kolam dengan perwakilan perusahaan PT Alfinky Teguh Karya dan PT Uniland Prima Batam, Bung Moody Arnold Timisela, serta tim relokasi yang dipimpin Zainal Lewaimang, Bastian Langoday dan Ama Kaka, Minggu malam (9/2/2025).
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan relokasi warga ke kawasan Punggur. Relokasi ini merupakan tindak lanjut dari rencana pembangunan di lahan warga Baloi Kolam.
Dalam pertemuan yang dihadiri aparat keamanan dari Intelkam Polresta Barelang, Polsek Batam Kota, dan pihak Kelurahan, disepakati bahwa warga akan direlokasi ke kapling yang telah disiapkan di Punggur.
Kapling tersebut berukuran 6×10 meter dan berstatus Hak Pengelolaan Lahan (HPL) di bawah pengawasan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).
Bagi warga yang memilih tidak menempati kapling, perusahaan menawarkan kompensasi sebesar 35 juta rupiah.
Ketua tim relokasi, Zainal Lewaimang, menekankan bahwa kehadiran tim ini bertujuan untuk membantu warga agar proses relokasi berjalan lancar dan nyaman.
“Warga tidak perlu khawatir, karena kapling tersebut memiliki legalitas dari BP Batam,” ujarnya.
Ia memberikan tenggat waktu tujuh hari bagi warga untuk mengumpulkan data kependudukan berupa tiga lembar KTP, tiga lembar Kartu Keluarga, dan empat lembar foto ukuran 4×6.
Tim relokasi akan membuka posko di Fasum RT 09 untuk menerima pendaftaran dan membantu proses administrasi.
Proses pembongkaran rumah akan disesuaikan dengan kondisi warga, mempertimbangkan bulan puasa dan jadwal sekolah anak-anak.
Perwakilan perusahaan, Bung Moody Arnold Timisela, menyampaikan apresiasi atas dukungan RT.09 yang telah memfasilitasi komunikasi dengan warga.
Ia juga menekankan bahwa perusahaan berkomitmen agar relokasi berjalan dengan baik, berbeda dengan pengalaman di lokasi lain.
“Kehadiran kami untuk memastikan warga pindah dengan nyaman,” tegasnya.
Bung Moody menambahkan bahwa lokasi di Punggur dipilih karena strategis, dekat dengan masjid, sekolah, dan pasar.
Sekitar 30 keluarga telah lebih dulu pindah secara mandiri. Proses penandaan nomor rumah warga yang terdampak pun telah dilakukan pada Selasa (11/2/2025) sore.