Polri Apps
banner 728x90

Starbucks Hilang dari Daftar Boikot Produk Terafiliasi Israel: Apa yang Terjadi?

Starbucks. (Dok; Shutterstock)

Jakarta, Owntalk.co.id – Dalam beberapa tahun terakhir, kampanye boikot terhadap produk yang dianggap terafiliasi dengan Israel telah menarik perhatian global. Salah satu perusahaan yang sering disebut dalam daftar boikot ini adalah Starbucks. Namun, baru-baru ini Starbucks menghilang dari daftar tersebut.

Boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel merupakan bagian dari gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS), yang bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan pendudukan di Palestina dan memperlakukan warga Palestina dengan lebih adil.

Gerakan ini sering menargetkan perusahaan-perusahaan yang dianggap memiliki hubungan bisnis atau dukungan politik terhadap Israel.

Starbucks, sebagai salah satu rantai kedai kopi terbesar di dunia, sempat menjadi target boikot. Namun, Starbucks sendiri telah berulang kali menyangkal tuduhan ini, menyatakan bahwa mereka tidak memiliki operasi bisnis di Israel dan tidak mendukung agenda politik apapun.

Hilangnya Starbucks dari daftar boikot produk terafiliasi Israel terlihat dari unggahan di akun media sosial BDS Indonesia yang tak lagi mencantumkan logo Starbucks.

Dalam keterangannya di akun @gerakanbds, mereka ingin memfokuskan upaya boikot pada perusahaan lain yang dianggap lebih signifikan dalam mendukung Israel.

“List yang kami buat berisi brand target yang memiliki kontribusi besar dalam memajukan perekonomian penjajah dan kami selalu mempertimbangkan beberapa aspek lainnya sehingga brand yang masuk list lebih mudah untuk diboikot masyarakat luas,” tulis @gerakanbds yang dikutip kumparan.

Hilangnya Starbucks dari daftar boikot produk terafiliasi Israel merupakan perkembangan menarik dalam dinamika gerakan BDS. Sebelumnya, manajemen Starbucks membantah perusahaan memberikan dukungan finansial kepada Israel atas perang yang terjadi melawan Gaza.

“Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz, tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun,” ujar manajemen Starbucks pada (19/1) lalu.

Sebagai bukti komitmen kemanusiaan mereka, Starbucks Foundation dan mitra pemegang lisensi Starbucks di Indonesia, PT Sari Coffee Indonesia, sebelumnya telah memberikan donasi sebesar Rp 5 miliar kepada World Central Kitchen, sebuah organisasi nirlaba yang akan menyediakan lebih dari 100.000 makanan untuk masyarakat di Gaza.

Penghapusan Starbucks dari daftar boikot BDS ini menandakan adanya perubahan strategi dalam gerakan BDS, yang kini memilih untuk fokus pada perusahaan-perusahaan lain yang dianggap memiliki peran lebih signifikan dalam mendukung Israel. Ini sekaligus menegaskan posisi Starbucks yang secara konsisten menyatakan ketidakberpihakannya dalam konflik politik tersebut

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *