Unik! Pemerintah Lokal Korsel Beri Uang Rp11,9 Juta Bagi Warga yang Mau Pacaran

Ilustrasi orang sedang pacaran. (Dok; on Unsplash)

Jakarta, Owntalk.co.id – Pemerintah Distrik Saha, Busan, Korea Selatan (Korsel) meluncurkan kebijakan yang tak biasa: memberikan uang sebesar 500.000 won atau sekitar Rp 5,9 juta bagi penduduk yang bersedia berpacaran.

Ini berarti, sepasang kekasih akan mendapatkan total 1 juta won atau sekitar Rp 11,9 juta langsung dari pemerintah lokal.

Dikutip dari TheKoreaTimes, Rabu (26/6/2024), langkah ini diambil untuk mendorong angka pernikahan dan kelahiran di Korsel, yang saat ini berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Insentif tersebut akan diberikan dalam acara kencan buta atau perjodohan massal yang melibatkan pria dan wanita lajang, baik warga Korea Selatan maupun warga negara asing (WNA).

Acara kencan buta ini dijadwalkan pada Oktober 2024, meskipun tanggal pastinya belum diumumkan. Program ini terbuka bagi kaum muda berusia 23 hingga 43 tahun yang tinggal atau bekerja di distrik tersebut. Peserta akan diseleksi berdasarkan dokumen dan wawancara.

Jika acara tahun ini sukses dan memberikan hasil yang diharapkan, pemerintah Saha berencana menjadikannya acara tahunan dengan lebih banyak peserta, termasuk warga negara asing.

Selain hadiah 1 juta won, pemerintah Distrik Saha juga menawarkan bonus tambahan bagi pasangan yang melanjutkan hubungan ke jenjang lebih serius.

Jika pasangan mengadakan “sang-gyeon-rye” atau pertemuan keluarga sebelum pernikahan, mereka akan mendapatkan bonus 1 juta won lagi. Jika mereka memutuskan untuk menikah, bonus besar lainnya sebesar 20 juta won atau sekitar Rp 238 juta menanti.

Tak berhenti di situ, pemerintah Saha juga akan memberikan dukungan dana tambahan bagi pasangan yang ingin memiliki rumah.

Pengantin baru akan ditawarkan uang jaminan sebesar 30 juta won (sekitar Rp 354,6 juta) untuk perumahan atau sewa bulanan sebesar 800.000 won (sekitar Rp 9,5 juta) hingga lima tahun. Total dana yang dapat diterima setiap pasangan melalui program ini berkisar antara 53 hingga 71 juta won.

“Proyek ini dirancang untuk mengatasi krisis demografi di tengah rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan dengan membentuk komunitas lokal multikultural di masa depan,” ujar Kepala Distrik Saha, Lee Gap-jun, seperti dilansir dari TheKoreaHerald, Kamis (27/6/2024).

Sebagai latar belakang, Pemerintah Korea Selatan sebelumnya berencana memberikan insentif uang tunai senilai 100 juta won atau sekitar Rp 1,18 miliar untuk setiap bayi yang lahir.

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan angka kelahiran yang semakin menurun di negara tersebut, seperti dilaporkan oleh Kompas.com pada 29 April 2024.

Survei publik yang dilakukan oleh Komisi Anti Korupsi dan Hak-hak Sipil Pemerintah Korea Selatan menunjukkan dukungan masyarakat terhadap keputusan pemberian insentif tersebut.

Dengan kebijakan inovatif ini, Distrik Saha berharap dapat membawa angin segar bagi demografi Korsel yang sedang menghadapi tantangan besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *