Jakarta, Owntalk.co.id – Dalam kurun sembilan tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia meluncurkan gebrakan besar dengan paradigma Indonesia Sentris dalam pembangunan infrastruktur transportasi.
Proyek ini tidak hanya menghadirkan pertumbuhan ekonomi merata di seluruh negeri, tetapi juga berdampak positif pada daya saing produk dan efisiensi biaya logistik.
Revitalisasi Pelabuhan: Melangkah Menuju Logistik yang Efisien
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) aktif mendukung logistik yang kompetitif dengan menyesuaikan pelabuhan laut sesuai standar National Logistic Ecosystem (NLE) yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.
Saat ini, 46 pelabuhan di Indonesia telah memenuhi standar ini, termasuk Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, yang menjadi percontohan kesuksesan implementasi NLE.
Lebih dari itu, transformasi layanan manual ke digital dengan implementasi Inaportnet di 264 pelabuhan di seluruh Indonesia memperlihatkan langkah besar dalam peningkatan efisiensi dan penurunan biaya logistik.
Inovasi ini menjadi salah satu fondasi untuk membawa Indonesia ke arah visi Emas 2045 yang diidamkan oleh Presiden Joko Widodo.
Pelabuhan Patimban: Mewujudkan Impian Indonesia Emas 2045
Proyek prioritas Pelabuhan Patimban, yang dibangun dengan nilai investasi mencapai Rp18,9 triliun, diarahkan untuk meningkatkan daya saing logistik nasional.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan Pelabuhan Patimban menjadi pelabuhan internasional bersama Pelabuhan Tanjung Priok.
Berbagai upaya pengembangan telah dilakukan, termasuk peningkatan kapasitas terminal, pembangunan akses jalan, dan pembangunan ekosistem di sekitar pelabuhan. Integrasi dengan tol Trans Jawa menjadi langkah strategis untuk memastikan konektivitas yang lancar.
Pemerintah menargetkan tahap 1-2 pembangunan Pelabuhan Patimban selesai pada 2025 dengan anggaran sekitar Rp9,5 triliun dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA).
Fokus pada tahap pertama adalah terminal peti kemas dan terminal kendaraan, yang telah beroperasi sejak 2021.
Infrastruktur Perkeretaapian: Angkutan Masa Depan
Selain transportasi laut, Kemenhub juga memusatkan perhatian pada pengembangan infrastruktur perkeretaapian. LRT Sumsel di Kota Palembang dan Kereta Api Makassar – Parepare menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memperkuat konektivitas di dua wilayah berbeda.
Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa angkutan massal kereta api adalah masa depan, dan pemerintah berkomitmen untuk menghadirkan moda transportasi massal di setiap kota. LRT Sumsel, yang mulai beroperasi sejak 2018, telah menjadi pilihan utama masyarakat Palembang dan sekitarnya.
Proyek Kereta Api Makassar – Parepare, dengan investasi mencapai Rp9,28 triliun, berupaya membangun jalur sepanjang lebih dari 110 km. Sejak 2014 hingga 2023, pemerintah telah berhasil membangun dan meningkatkan jalur kereta api sepanjang 1.900,54 km, membawa kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi sekitar 15 persen.
Dengan terus mendorong transformasi dalam sektor transportasi, Indonesia merintis jalan untuk pertumbuhan ekonomi merata, efisiensi logistik, dan terwujudnya visi Emas 2045.
Langkah-langkah berani ini menjadi landasan kuat bagi Indonesia dalam menghadapi masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.