Jakarta, Owntalk.co.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) telah merintis program penyaluran Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra untuk tahun 2023.
Program ini bertujuan meningkatkan peran komunitas sastra sebagai produsen karya sastra, menjadi pendorong pembangunan karakter bangsa, dan meluaskan pengembangan serta produksi karya sastra.
Dengan memberikan fasilitasi, bantuan ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan komunitas sastra, meningkatkan perannya sebagai sarana pembelajaran sastra, serta mendukung kegiatan kebahasaan dan kesastraan.
Selain itu, bantuan ini juga bertujuan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sastra, serta mendorong jumlah, mutu, dan penyebaran karya sastra.
Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Bahasa, Kemendikbudristek, telah melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra.
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Yayasan Indonesia Buku, Yogyakarta, pada tanggal (25/11) lalu.
Pada kegiatan Fasilitasi Monev Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan, tiga komunitas di Provinsi DIY yang menerima bantuan, yakni Komunitas Jangkah Nusantara, Komunitas Perkumpulan Seni Nusantara Baca, dan Yayasan Indonesia Buku, ikut serta dalam pengawasan dan evaluasi program ini.
“Komunitas sastra dalam satu dasawarsa terakhir ini tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat ini diiringi dengan produktivitas karya sastra yang terus meningkat. Karya-karya tersebut, khususnya dari sastrawan muda, sangat penting untuk pembangunan karakter bangsa,” kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Balai Bahasa Provinsi Yogyakarta (BBDIY), Dwi Pratiwi.
Tri Haryanto, Analis Kebijakan Ahli Madya dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, memberikan apresiasi penuh terhadap tiga komunitas penerima bantuan di Provinsi DIY.
Menurutnya, bantuan yang disalurkan sesuai dengan sasaran Bantuan Pemerintah yang menekankan pada memasyarakatkan kesastraan, melestarikan naskah kuno, dan meningkatkan kualitas karya-karya sastra.
Direktur Jenderal Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Freddy Apriady, juga memberikan apresiasi terhadap ketiga komunitas yang menerima bantuan.
“Pemerintah perlu membantu para pelaku atau pegiat sastra sebagai bentuk apresiasi atas kegiatan kesastraan yang telah dilakukan. Apresiasi ini diharapkan juga menjadi pemicu bagi pemerintah daerah, lembaga, atau masyarakat setempat untuk lebih menghargai para pelaku atau pegiat sastra yang berkontribusi di tengah masyarakat,” ujarnya.
Dalam acara Monev, perwakilan tiga komunitas penerima Bantuan Pemerintah di Provinsi DIY memberikan informasi terkait kegiatan dan perkembangan yang telah dicapai.
Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin, yang membuka acara tersebut, menyatakan bahwa kehadirannya merupakan upaya mendukung dan memahami secara langsung kegiatan peningkatan peran dan fungsi komunitas sastra.
“Keberadaan komunitas sastra ini perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah dan harus kita dukung bersama agar dapat mengoptimalkan perannya sebagai media kreatif bagi sastrawan dan pegiat sastra dalam memproduksi karya sastra. Selain itu, perlu adanya penghargaan bagi para pelaku atau pegiat sastra yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menggerakkan, membangun, dan mencipta karya sastra,” kata Hafidz.
Dalam menghadapi keterbatasan pendanaan, komunitas sastra di Indonesia tetap memiliki keberlanjutan dalam melaksanakan kegiatan kesastraan di tengah masyarakat.
Keberadaan mereka sebagai wadah bagi sastrawan untuk berkarya dan berinteraksi menciptakan sinergi yang sangat berarti untuk perkembangan kesusastraan di tanah air.