Polri Apps
banner 728x90

Kekerasan di Palestina Harus Segera Diakhiri

Menlu RI Retno Marsudi (tengah), Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan Al-Saud (kiri), dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn (kanan) usai penandatanganan aksesi Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation/TAC), dalam rangkaian Pertemuan Menlu ASEAN (AMM) ke-56 di Jakarta, Rabu (12/7/2023). (Dok; InfoPublik)

Jakarta,Owntalk.co.id – Indonesia mengajukan seruan untuk mengakhiri siklus kekerasan, melindungi warga sipil, dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih parah di Jalur Gaza, Palestina. 1

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyampaikan hal ini setelah berbicara melalui sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan Al Saud, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Abdullah Bin Zayed Al Nahyan, Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, dan Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Al-Maliki.

Saya berbicara dengan Menlu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Palestina mengenai situasi yang mengkhawatirkan di Gaza,” ujar Marsudi melalui akun Twitternya, Sabtu (14/10/2023).

Selain itu, Marsudi juga membahas isu Palestina dalam pertemuan bilateral di Jakarta dengan Menteri Luar Negeri Brasil, Mauro Vieira, yang juga menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB pada Oktober.

Mengutip beberapa sumber, Hamas, gerakan Islam dan nasionalis Palestina yang menentang pendudukan Zionis, meluncurkan ribuan roket dari Jalur Gaza ke Israel dan melakukan serangan langsung ke beberapa lokasi di Israel pada Sabtu (7/10/2023).

Hamas menyebut serangan itu dengan Operasi Badai Al Aqsa, bertujuan mengakhiri pendudukan di tanah Palestina.

Serangan tersebut juga dianggap sebagai balasan atas tindakan provokatif Israel terhadap situs suci Islam, Masjid Al Aqsa, di Kota Tua Yerusalem (Al Quds), dan terhadap warga Palestina yang ditahan.

Sementara itu, Pasukan Israel merespons dengan melancarkan Operasi Pedang Besi, menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza. Aksi saling serang ini menyebabkan ribuan kematian dari kedua belah pihak.

Jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel terhadap Jalur Gaza bertambah menjadi setidaknya 1.900 orang pada Jumat (13/10/2023). Lebih dari 7.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran yang dimulai sejak sepekan lalu.

Menurut laporan terbaru Kementerian Kesehatan Palestina pada Jumat (13/10), dari 1.900 orang yang tewas, 614 di antaranya adalah anak-anak, dan 370 di antaranya perempuan.

Sementara itu, militer Israel melaporkan bahwa jumlah warganya yang tewas mencapai 1.300 orang, dengan 3.418 lainnya terluka sebagai dampak dari konflik ini.

Gaza, yang dahulu menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman, kemudian diduduki oleh Inggris dari 1918 hingga 1948, dan Mesir dari 1948 hingga 1967, kini menjadi pusat konflik di Timur Tengah.

Hampir 20 tahun setelah Israel mendeklarasikan status kenegaraannya pada 1948, negara Zionis itu telah menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir selama Perang Enam Hari pada 1967 melawan koalisi tentara Arab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *