Polri Apps
banner 728x90

KTT ASEAN Labuan Bajo Jadi Langkah Strategis Promosi Wisata Indonesia

Kawasan Labuan Bajo Waterfront/Untung (Dok; Sutomo/InfoPublik-hp)

Jakarta, Owntalk.co.id – Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN atau ASEAN Summit di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dianggap sebagai langkah strategis untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.

Menurut Joko Budi Santoso, seorang peneliti senior di Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya, penyelenggaraan KTT tersebut juga berkontribusi pada citra positif pariwisata Indonesia.

“Penyelenggaraan KTT ASEAN baru-baru ini di Labuan Bajo merupakan langkah strategis dan cerdas dalam mempromosikan pariwisata Indonesia,” kata Joko.

Joko menganggap bahwa kehadiran sejumlah kepala negara yang mengakui keindahan Labuan Bajo meningkatkan citra positif pariwisata Indonesia, yang pada akhirnya akan menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung.

Menurutnya, saat ini promosi sektor pariwisata Indonesia tidak hanya terbatas pada Labuan Bajo saja. Setelah pelaksanaan KTT pada 10-11 Mei 2023, peluang promosi juga terbuka untuk destinasi lainnya.

“Indonesia tidak hanya memiliki Labuan Bajo, tetapi juga Raja Ampat, Bali, Yogyakarta, dan daerah lainnya. Ini menjadi momentum yang baik untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata setelah pandemi,” tambahnya.

Joko berpendapat bahwa promosi sektor pariwisata Indonesia harus terus dilakukan di negara-negara anggota ASEAN untuk menarik minat wisatawan mancanegara. Kerja sama antara pelaku pariwisata di ASEAN diharapkan dapat mewujudkan pariwisata ASEAN yang terintegrasi.

“Potensi sektor pariwisata dengan beragam destinasi, seperti wisata alam, wisata buatan, wisata budaya, wisata religi, belanja, ekowisata, dan lain-lain, terus dikembangkan dan diintegrasikan,” ujarnya.

Selain itu, Joko juga menekankan pentingnya Pemerintah Indonesia dalam menyediakan dan meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas antardestinasi wisata. Hal ini melibatkan pembangunan infrastruktur jalan, bandara, dan akomodasi yang memperhatikan keterjangkauan bagi wisatawan.

Menurut Joko, sektor pariwisata dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan, perhotelan, kuliner, transportasi, serta ekonomi kreatif UMKM.

“Selanjutnya, kolaborasi antara pelaku usaha pariwisata, sektor pembiayaan, pemerintah, komunitas, masyarakat, dan media perlu diperkuat untuk terus mempromosikan pariwisata Indonesia di kancah internasional,” tambahnya.

Joko juga menyebut bahwa sektor pariwisata Indonesia ke depan harus dapat mengembangkan sektor wisata kesehatan (health tourism) yang memiliki potensi besar, termasuk kebutuhan halal tourism yang kian hari terus meningkat.

“Pada akhirnya, dengan berbagai kebijakan dan kolaboradi yang apik antar pemangku kepentingan, target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 8,5 juta orang pada 2023 bisa terealisasi,” katanya.

Pada 2023, Indonesia kembali memegang Keketuaan ASEAN untuk yang kelima kali dengan mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Tema tersebut bermakna, Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.

Hal tersebut dikarenakan Indonesia ingin membawa ASEAN menjadi kawasan yang memiliki peran penting, bagi negara kawasan dan dunia, baik peran sentral sebagai motor perdamaian maupun kesejahteraan kawasan.

Selain itu, Indonesia juga ingin menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *