- BP Batam Batam Gelar Rapat Tertutup Bahas Proyek Revitalisasi Kolam Dermaga Utara
Batam, Owntalk.co.id – Barisan Kawal Demokrasi (Barikade) ’98 Kepulauan Riau menilai Oknum Pejabat di Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama kontraktor proyek Revitalisasi Kolam Dermaga Utara Terminal Pelabuhan Batuampar telah melakukan kejahatan korporasi. Penilaian itu disampaikan menyusul diadakannya pertemuan tertutup antara Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) proyek bersama lima perusahaan yang terlibat dalam proyek itu.
”Kemarin KPA proyek Revitalisasi Kolam Dermaga Utara Terminal Pelabuhan Batuampar mengumpulkan seluruh pihak yang terkait dengan proyek dalam sebuah rapat tertutup. Kami sebagai pengamat berusaha untuk mengikuti perkembangan proyek karena rasa tanggungjawab terhadap peran kami sebagai bagian dari masyarakat. Namun sangat disayangkan, kami tidak diperkenankan mengikuti rapat, sehingga patut dicurigai ada konspirasi untuk menutupi masalah dalam proyek, dan peristiwa itu membuktikan bahwa telah terjadi kejahatan korporasi dalam proyek tersebut,” kata Ketua Barikade ’98 Kepulauan Riau, Rahmad Kurniawan, kepada Owntalk.co.id, Rabu, 10/5/2023.
Temuan Barikade ’98 Kepri pada proyek Revitalisasi Kolam Dermaga Utara Terminal Pelabuhan Batuampar, nilai proyek di awal pengerjaan pada 11 Oktober 2023 mencapai Rp75,5 miliar. Kemudian, kata Rahmad Kurniawan, terjadi sejumlah perpanjangan waktu dari yang seharusnya selesai pada November 2022 menjadi awal Mei 2023. Begitu juga ditemukan pertambahan nilai proyek dari Rp75,5 miliar menjadi Rp82 miliar. Sekarang, katanya, telah berada di pertengahan Mei 2023, namun proyek itu tidak mengalami perkembangan signifikan. ”Itulah alasan yang mendorong kami melakukan observasi terhadap proyek tersebut, sebab pekerjaan pengerukan tidak terlihat dilakukan dengan serius, begitu juga tanggul yang dibangun diisi dengan kontainer yang telah hancur, padahal nilai proyek tidak sedikit,” ucap Rahmad.
Saat Tim Barikade ’98 Kepri berusaha mengikuti rapat pembahasan progress proyek itu, kata Rahmad, pihaknya menemukan berbagai kejanggalan. ”Pertama, rapat pembahasan progress proyek pemerintah harusnya dapat diikuti oleh semua stakeholder, termasuk perwakilan dari masyarakat. Apa salahnya? Itu bukan rahasia negara, dan anggaran yang digunakan dalam proyek tersebut adalah uang rakyat. Kedua, sudah terlalu jelas ada masalah dalam proyek, mengapa tidak dipublikasi jika ada kendala eksternal, seperti kondisi alam atau cuaca, atau gangguan yang tidak diperhitungkan sebelumnya? Sehingga sangat berdasar jika kami menyebutkan ada konspirasi dalam proyek, karena bahan-bahan serta peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan perencanaan, atau direncanakan untuk tidak sesuai. Itulah konspirasi.”
Pertama, rapat pembahasan progress proyek pemerintah harusnya dapat diikuti oleh semua stakeholder, termasuk perwakilan dari masyarakat. Apa salahnya? Itu bukan rahasia negara, dan anggaran yang digunakan dalam proyek tersebut adalah uang rakyat. Kedua, sudah terlalu jelas ada masalah dalam proyek, mengapa tidak dipublikasi jika ada kendala eksternal, seperti kondisi alam atau cuaca, atau gangguan yang tidak diperhitungkan sebelumnya? Sehingga sangat berdasar jika kami menyebutkan ada konspirasi dalam proyek, karena bahan-bahan serta peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan perencanaan, atau direncanakan untuk tidak sesuai. Itulah konspirasi.
Rahmad Kurniawan, Ketua Barikade ’98 Provinsi Kepulauan Riau.
Semua pelaksanaan proyek, kata Ketua Barikade ’98 itu, ditutupi dengan kepentingan korporasi dan ditutupi oleh instansi pemilik proyek, yakni BP Batam. Tetapi faktanya, kata Rahmad, proyek tidak berjalan dengan baik, dan tujuan untuk menjadikan dermaga utara sebagai pelabuhan bongkar muat kapal kargo peti kemas tidak bakal tercapai. Sebab kapal kargo peti kemas memiliki draft 16 meter sedangkan kedalaman air di kolam dermaga sesuai dengan pengukuran terakhir, kata Rahmad, masih ada yang memiliki kedalaman 3 meter s.d 10 meter. ”Kapal kargo pasti tidak bisa bersandar karena akan kandas, lalu untuk apa STS Crane yang baru dibeli dari Korea Selatan? Bukankah itu merupakan konspirasi dan merupakan kejahatan korporasi,” ujar Rahmad Kurniawan.
Data yang diterima media ini, pada area 1 (pengerukan), kedalaman air masih berada pada 2,76 meter hingga 15,03 meter, sehingga rata-rata mencapai 12,12 meter. Sementara di area 2 (timbunan) kedalaman air berada pada 0,4 meter hingga 5,879 meter atau rata-rata 1,59 meter. Kondisi awal volume pengerukan 478.137,84 meter3, progress pengerukan 360,847,62 meter3, sehingga volume sisa yang belum mencapai target kedalaman sebesar 117.290,22 meter3. Survey yang dilakukan pada akhir tahun lalu mencapai progress 406,691,47 meter3, dan volume sisa yang belum mencapai target kedalaman sebesar 71.446,37 meter3.
Informasi yang diterima media ini, BP Batam mengadakan Rapat Pembahasan Progress Pelaksanaan Pekerjaan dan Kelengkapan Dokumen yang telah dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 4 Mei 2023 di ruang presentasi Marketing Center BP Batam, Selasa 9 Mei 2023 pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai. Rapat itu diikuti oleh internal BP Batam, antara lain: 1. Kepala Satuan Pemeriksaan Intern; 2. Kepala Biro Hukum dan Organisasi; 3. Kepala Biro Keuangan; 4. Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis; 5. Direktur Infrastruktur Kawasan; 6. Direktur Badan Usaha Pelabuhan; 7. Ahli Hukum dan Kontrak; 8. PPK 512.CBD.003.051.A TA 2023; 9. Koordinator Pengawas PPK 5127,CBD.003.051.A TA.2023; 10. Tim Pendukung PPK 5127.CBD.003.051 A TA 2023.
Dari pihak eksternal, undangan yang ditandatangani oleh KPA Budi Susilo itu mencantumkan: 1. Direktur PT Marinda Utamakarya Subur; 2. Direktur Duri Rejang Berseri; Direktur PT Indonesia Timur Raya; 4. Kuasa KSO PT Marinda Karya Utamasubur – PT Duri Rejang Berseri – PT Indonesia Timur Raya; dan 5 PT Ambara Puspita selaku Konsultan Pengawas proyek Revitalisasi Kolam Dermaga Utara Terminal Pelabuhan Batuampar. ”Apa pun yang dibicarakan di dalam rapat, kami menyimpulkan bahwa proyek tersebut sudah bermasalah sejak awal, lalu dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, sehingga anggaran sudah mendekati habis, namun pekerjaan belum selesai. Sedihnya, informasi yang kami dapat, perusahaan KSO belum dibayar oleh BP Batam sebagai pemilik proyek, lalu ke mana uang itu mengalir,” kata Rahmad.
Kepala Biro Umum sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) proyek, Budi Susilo, saat ditanya hasil pembahasan proyek Revitalisasi Kolam Dermaga Utara Terminal Pelabuhan Batuampar, apa kesimpulan rapat terhadap proyek, bisa dilanjut atau distop, dan mengapa terjadi penghentian tanpa penyelesaian proyek akibat pembayaran, Budi Susilo tidak memberi respon. Begitu pula Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Aris Mu’ajib, apakah akan menghentikan pengerjaan proyek meski tidak selesai dan memasukkan proyek itu sebagai proyek gagal, tidak memberikan jawaban.
Demikian pula Head Bureau for Public Relations, Promotion and Protocol Ariastuty Sirait, setelah berjanji akan memberikan jawaban terhadap media ini usai mengikuti rapat Pembahasan Progress Pelaksanaan Pekerjaan dan Kelengkapan Dokumen di ruang presentasi Marketing Center BP Batam, tidak memberikan respon sama sekali. Tetapi salah satu peserta rapat menyebutkan bahwa proyek akan dilanjutkan dengan mengubah prosedur di lapangan untuk mengejar waktu. ”Ada kemungkinan BP Batam akan mengalihkan langsung ke KSO sebagai pelaksana lapangan, untuk menghindari masalah pembayaran,” kata satu sumber Owntalk. (*)