Blora, Owntalk.co.id – Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Bambang Sulistya, mengatakan kegiatan membaca penting bagi kehidupan pada zaman informasi dan teknologi yang semakin canggih, Blora, Selasa (7/2/2023).
Disayangkan menurutnya, minat baca masyarakat Indonesia masih termasuk dalam 10 negara paling bawah yang memiliki tingkat literasi rendah atau menempati urutan ke-62 dari 70 negara.
“Baru-baru ini saya membaca media koran harian yang terbit di Jawa Tengah bahwa Indonesia dalam keadaan darurat membaca dan minat baca masyarakat rendah. Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara yang berkaitan dengan literasi,” jelasnya.
Artinya minat baca masyarakat Indonesia termasuk dalam 10 negara paling bawah atau memiliki tingkat literasi yang rendah. Walaupun pada kenyataannya saat ini kegemaran masyarakat membaca melalui media HP cukup tinggi.
Menurutnya, alasan utamanya adalah minat baca karena kita diwariskan budaya tutur bukan budaya membaca oleh para pendahulu kita.
“Berkenaan dengan hal tersebut usai olahraga pagi di Lapangan Kridosono saya bersilaturahmi ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Blora untuk menikmati buku-buku di Perpustakaan,” kata mantan Sekda Blora itu.
Dikatakannya, saat ini Perpustakaan yang dikembangkan DPK Blora merupakan satu-satunya perpustakaan terlengkap, modern dan termegah di Kabupaten Blora, di Jalan A.Yani (Taman Sarbini) Blora.
“Perpustakaan tersebut menempati lantai tiga. Saya tercatat sebagai anggota perpustakaan sudah 25 tahun yang lalu dengan kartu anggota No:067/L/98,” terangnya.
Disebutkan saat ini anggota perpustakaan sudah mencapai lebih dari 14.000 orang. Buku-buku yang tersedia lebih dari 50.000 buah judul buku. Setiap harinya rata-rata pengunjung ke Perpustakaan mencapai 50 orang.
“Saya mencatat masa lalu ketika Perpustakaan Blora mengikuti lomba tingkat Nasional dan berhasil mendapat juara satu. Saya salah satu anggota Perpustakaan yang dijadikan sampel untuk diwawancarai tim penilai dari Jakarta,” tambahnya.
Bagi diri pribadi, lanjutnya, kegemaran membaca selain bermanfaat untuk menambah wawasan, pengetahuan dan membuka mata dan pikiran semakin luas, kegiatan membaca juga dapat menghibur, memotivasi diri dan menjadikan hidup lebih berarti serta menambah percaya diri.
Bagi kaum manula aktivitas membaca dapat dijadikan upaya pencegahan penyakit pikun dan selalu bisa mengikuti update info terbaru yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan peningkatan keimanan.
“Sebagai ilustrasi ketika kemarin saya ke perpustakaan saya meminjam sebuah buku yang berjudul Bukan untuk Dibaca karya Deassy M.Destiani. Judulnya aneh isinya sangat bermanfaat sekali bagi motivasi dalam kehidupan sehari-hari, karena isinya menebar inspirasi melalui sebuah cerita,” terangnya.
Mengingat pesan yang disampaikan melalui sebuah cerita bisa membuat orang menjadi tergugah, tersentil, tercubit, juga termotivasi dari pesan yang disampaikan secara langsung menuju pada akar masalahnya.
Salah satu pesan yang sangat menarik dari isi buku tersebut adalah Bahagia itu diciptakan. Bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu bukan ditentukan berapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, dan hebatnya. Tapi yang bisa membuat kita bahagia adalah dirinya sendiri, yaitu sejauh mana dia mampu mensyukuri semua yang sudah dimiliki.
“Oleh karena itu kegiatan membaca itu penting bagi kehidupan kita pada zaman informasi dan teknologi yang semakin canggih. Syukur bisa membaca tanpa tulisan. Walaupun hanya berharap niat secara pribadi saya akan terus menebarkan virus GM (Gemar Reading) kapan pun dan di mana pun saya berada,” katanya.