Polri Apps
banner 728x90

Ini Solusi DPRD Kepri Atasi Polemik PPDB

Foto : Anggota DPRD Kepri, Uba Ingan Sigalingging

Batam, Owntalk.co.id – Tiap tahun ajaran baru polemik dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) khususnya di SMA/SMK khususnya di Batam terus terjadi. Belum ada upaya konkret dalam mengatasi persoalan tersebut.

Anggota Komisi IV DPRD Kepri, Uba Ingan Sigalingging menyarankan untuk mengatasi polemik PPDB tersebut Dinas Pendidikan (DisdiK) Provinsi Kepri harus melakukan pemetaan terhadap jumlah lulusan SMP, sehingga bisa menjadi bahan evaluasi untuk mengetahui jumlah ketersediaan ruang belajar di masing-masing sekolah tiap tahunnya.

“Tiap tahun terjadi penumpukan peserta didik, di mana juga terdapat keterbatasan ruang belajar. Ini sudah berjalan cukup lama, lebih dari 10 tahun,” tegas Uba Ingan Sigalingging, Selasa (6/11/2022) di Batam Centre.

“Ini merupakan potret pendidikan SMA dan SMK di Batam, yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Perlu komitmen dan keinginan politik kuat dari pemerintah yang tidak boleh setengah-tengah,” Uba menegaskan.

Menurut Uba, pemetaan atau mapping jumlah lulusan SMP tiap tahunnya merupakan hal yang penting. Pasalnnya, data kuantitatif tersebut dapat menjadi acuan, sehingga Dinas Pendidikan dapat mengetahui dengan pasti perbandingannya dengan jumlah dan ketersediaan ruang belajar di masing-masing sekolah.

“Inventarisasi sekolah dan kesiapan sekolah juga diperlukan. Dari sini nanti, Dinas Pendidikan Provinsi Kepri bisa kerja sama dengan Dinas Pendidikan Batam untuk melakukan pendataan ke siswa,” paparnya.

Uba mengungkapkan kondisi teraktual saat ini yakni penumpukan terjadi di sekolah-sekolah unggulan, seperti SMA 1 dan SMA 3 di Batam.

“Jumlahnya sudah tidak proporsional lagi, di mana sudah melebihi kapasitas. Saya dapat informasi karena sudah saking penuhnya, siswa pun dibagi 2 yakni yang mengikuti tata muka dan online dari rumah,” jelasnya.

Uba sangat menyayangkan hal tersebut, karena dapat mengurangi efektivitas pembelajaran siswa didik, yang lebih baik jika langsung tatap muka dengan pengajar.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pengembangan vokasi untuk kebutuhan industri juga perlu ditingkatkan, mengingat Batam juga sangat membutuhan sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi di sektor industri. Sosialisasi dan pendekatan langsung ke murid dan wali murid menjadi salah satu metode terbaik untuk mendorong kemajuan vokasi di Batam.

Dengan begitu, pembagian siswa antara SMA dan SMK akan lebih merata, tidak tertumpuk rata di SMA saja.

“Dinasi Pendidikan harus proaktif siapkan segala sesuatunya. Karena pendidikan itu harus punya desain, dan dirancang sejak awal,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *