Jakarta, Owntalk.co.id – Vaksin booster sudah dimulai sejak 12 Januari 2022 lalu dan masih terus berlanjut.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun telah menerbitkan izin penggunaan darurat pada lima jenis vaksin. Vaksin tersebut yaitu Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax.
Vaksin tersebut masing-masing memiliki efek samping. Berikut disajikan efek samping dari masing-masing vaksin booster tersebut :
Sinovac
Sebagai vaksin booster dapat meningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pasca penyuntikan.
Efek sampingnya berupa muncul nyeri pada lokasi suntikan. Tingkat keparahan pada grade satu dan dua.
Pfizer
Setelah penyuntikan booster, meningkatkan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan sebesar 3,29 kali.
Adapun efek samping dari vaksin ini yaitu nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, demam, dan nyeri sendi.
AstraZeneca
Nilai rata-rata titer antibodi IgG meningkat setelah booster lanjutan dari 1792 menjadi 3746.
Efek samping yang ditunjukkan bersifat ringan (55 persen) dan sedang (37 persen). Efek samping paling umum, yaitu nyeri bekas suntikan, tak enak badan, merasa lelah, menggigil atau demam, sakit kepala, mual, dan nyeri sendi.
Moderna
Setelah pemberian booster homolog, kenaikan respon imun antibodi netralisasi vaksin sebesar 12,99 kali.
Efek sampinya berupa nyeri di tempat suntikan, demam, pegal, dan mual.
Zifivax
Sebagai booster heterolog (dipakai setelah vaksin primer) dapat meningkatkan titer antibodi penetral lebih dari 30x.
Adapun efek samping yang dapat timbul yakni nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot, batuk, mual, dan diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.