“Saya tidak mau merobek baju orang. Biarkan mereka yang ada kemauan untuk belajar dengan saya soal berkebun vanili,” ujarnya. Merobek baju sebagai istilah ia tidak ingin memaksa orang lain untuk ikut. Tapi kalau pun mereka ikut itu atas kehendak sendiri.
Di sekitar Sota sebenarnya banyak petani yang membudidayakan vanili. Petrus Ndiken adalah penggeraknya. Setelah kuliah di Jawa, dia kembali ke kampung halaman. Dia pun merangkul kaum muda bertanam vanili. Kampung lokal dampingan Petrus, antara lain, Kampung Yanggadur, Onggaya, Toray, Baidup, Bupul. Ia masuk dalam program anggaran belanja kampung.
Petrus mengajak 80 warga memulai mengembangkan vanili. Dia mulai bentuk kelompok usaha pertanian lokal, termasuk pengurus kelompok usaha vanili Kampung Sota. Dia mengajak juga tukang ojek dan karang taruna.
Petrus pun bergabung dalam Perkumpulan Petani Vanili Indonesia, yang baru terbentuk Desember 2018 di Bondowoso, Jawa Timur. Dari sana, dia banyak mendapatkan berbagai informasi seputar bisnis tanaman ini. Ia berharap masyarakat Merauke, menjadi mandiri dengan mengembangkan potensi yang ada, salah satunya vanili. (Indonesia.go.id)
