Polri Apps
banner 728x90

[Profil] – Siti Aisyah, Ketua Paguyuban Perempuan Pertama di Kepri

Profil Siti Aisyah

“Ibu pernah berpesan sama saya untuk tidak pernah malu dengan keadaan yang saya jalani. Selagi saya melakukan pekerjaan yang halal dan penuh percaya diri bukanlah hal buruk. Ibunya selalu bilang kalo saya harus jadi anak yang jujur, selalu berbuat baik dan tidak melakukan hal-hal yang negatif yang akan merugikan diri saya sebagai perempuan,” tutur Siti Asiyah saat diwawancarai di Owntalk.

Usai menamatkan sekolahnya di SMP N 01 Dabo Singkep, dirinya melanjutkan pendidikannya di SMKK (Sekolah Menengah Kejuruan Kecantikan) di Tanjung Pinang mengikuti kakak laki-lakinya. Untuk menambah biaya sekolah, Siti juga harus berjualan es kantong setiap hari. Tiada hari tanpa kerja keras yang ia rasakan sejak dirinya masih kecil. Semua dipenuhi oleh keringat yang tiada kering serta kaki yang harus terus melangkah meski lelah.

“Untuk tambahan uang jajan sama ongkos, pas SMP, saya terima upah cuci dan gosok ke tetangga-tetangga. Terus pas SMKK, saya juga jualan es kantong untuk tambahan biaya sekolah,” ungkap ibu dari dua orang anak itu.

Pada tahun 1993 tepatnya pada bulan Mei, Siti pergi ke kota Batam untuk mencoba keberuntunganya. Batam menjadi pilihannya untuk mengadu nasib karena banyak perusahaan industri yang terdapat di kota tersebut. Pekerjaan pertama yang ia jalani sesampai di Batam adalah bekerja di perusahaan elektronik yaitu PT. KiElectronic yang berada di Muka Kuning selama tiga bulan. Dilanjutkan dengan bekerja pada bidang administrasi pada sebuah perbengkelan mobil.

Siti kemudian memutuskan untuk mengakhiri masa single nya dan menikah ditahun 1997 Januari untuk saling melengkapi satu sama lain dan hidup bersama tak peduli bagaimanapun kelak rintangan yang akan dilalui. Ternyata dengan menikah, buah karma baik menghamipiri dirinya dan suami.

Setelah menikah, Siti dan Suami membuka usaha mereka sendiri yaitu Sujak Motor sebuah perbengkelan mobil yang diberi nama PT. Surya Sejahtera Motor dibawah binaan Astra International. Nasib baik terus menghampiri dirinya dan suami. Usaha yang ia rintis dari bawah mulai memasuki masa kejayaannya sendiri pada tahun 1999 dan telah dikenal oleh banyak orang. Siti mulai fokus pada usahanya itu. Booming

Tak sampai disitu, Siti memiliki inisiatif lain untuk membuka pelatihan bagi kaum pecinta otomotif permobilan kala itu. Akhirnya pada tahun 2004 berdirilah PPOM (Pusat Pelatihan Otomotif Modern) yang bekerja sama dengan Astra International. Keinginan dan tekad kuat yang dimiliki Siti sejak dulu untuk menjadi perempuan yang sukses, membawa usaha yang dijalaninya dapat berjalan lancar dan terbilang sukses. Dirinya juga sempat mengelola sampah kota Batam kala itu.

“Pada tahun 1997, saya memutuskan untuk menikah. Setalah menikah, saya mulai merintis usaha perbengkelan motor. Alhamdulillah pada tahun 1999, bengkel kami bisa dibilang sukses karena keinginan dan tekad saya yang kuat untuk terus berusaha. Kami juga buka pelatihan PPOM dan mengelola sampah Batam,” jelas perempuan yang kini berusia 48 tahun itu.

Buah dari kerja kerasnya selama ini terasa manis dibibir. Alhamdulillah, usaha yang digelutinya semakin maju dan dikenal oleh masyarakat Batam kala itu. Pada tahun 2014, Siti mulai mencoba hal yang baru yaitu dengan bergabung di berbagai organisasi. Tercatat dirinya pernah mengikuti organisasi wanita Islam, Kppi serta menjadi ketua IWAPI (ikatan wanita pengusaha Indonesia) kota Batam. Dirinya juga pernah menjabat sebagai ketua umum pada organisasi perkumpulan Selingsing selama dua periode pada tahun 2017 hingga saat ini. Perkumpulan ini berfokus pada kegiatan sosial guna membantu masyarakat yang tertimpa musibah. Dirinya juga merupakan satu-satu ketua paguyuban perempuan pada tahun itu.

“Alhamdulillah sekarang sudah dua periode saya menjabata sebagai ketua umum pada perkumpulan selingsing. Dan juga, hubungan antara masyarakat dan anggota berjalan dengan sangat baik,” ungkap wanita kelahiran 8 Desember itu.

Kehidupan tak selamanya pahit dan tak pula selamanya indah. Bak pepatah berkata, kehidpan bagaikan roda yang terus berputar. Tidak selamanya kita diatas dan tak pula selamanya kita dibawah. Hal itulah yang sempat dialami Siti ditengah-tengah masa kejayaannya membangun bisnis. Nyatanya, usaha perbengkelan mobil yang ia bangun harus tutup disemua cabang, Tanjung Pinang, Pekanbaru serta Batam. Lantas hal itu tak membuat nyali Siti menciut untuk kembali membuka bisnis. Menimbang kehidupan yang berat telah ia jalani dari kecil hingga dirinya dewasa. Tentu hal itu menjadikan Siti sebagai wanita yang kuat dan mandiri.

Siti kembali menapaki berbagai macam usaha dari nol. Dirinya membuka kedai makan Selingsing yang kini telah berjalan selama satu tahun serta usaha perbengkelannya sendiri yang diberi nama Siti Autocare Service yang baru rilis selama  lima bulan.  

Baca Selanjutnya….