[Profil] – Zul Arif, Mantan Ajudan Walikota Hingga Jabat Lurah Pertama di Kelurahan Kibing

Ketua Karang Taruna Batam, Zul Arif. (foto : Istimewa)
Ketua Karang Taruna Batam, Zul Arif. (foto : Istimewa)

Perjalanan Karir Zul Arif

Zul Arif menginjakan kakinya pertama kali di Batam pada tahun 1998 akhir disaat terjadinya krisis moneter di Indonesia. Sulitnya mencari pekerjaan juga berlaku di kota Batam yang kala itu harum namanya dan amat terkenal dengan sebutan kota industry bahkan hingga saat ini. Zul yang kala itu membayangkan bahwa kota Batam semegah dan sebagus negara Singapore.

Zul Arif ingin merantau ke Batam karena ia menyadari bahwa dirinya adalah anak laki-laki pertama dikeluarganya yang memiliki seorang ibu dan adik perempuan yang harus dibiayai serta ayah yang telah Almarhum. Mengingat sang ayah yang selalu berpesan untuk tidak mengikuti jejaknya yang hanya bekerja di sawah dan ladang memotivasi Zul untuk dapat memiliki kerjaan yang lebih baik.

“Saya berpikir, kalo saya kembali ke kampung, artinya saya meneruskan apa yang dilakukan oleh Almarhum Ayah saya. Kalau di kampung mau tidak mau saya harus berladang atau bersawah. Menanam cabe, kopi dan kayu manis. Sementara saya sudah menempuh pendidikan jauh-jauh ke Jogja. Jadi saya berpikir untuk tidak berlama-lama di kampung dan memilih merantau,” ujar suami dari Multi Silvia itu.  

Setelah cukup lama mencari pekerjaan kesana kemari dengan bermodalkan ijazah diplomanya, akhirnya Zul berhasil mendapat pekerjaan di Melia Panorama Hotel. Hotel menjadi pilihannya untuk bekerja kala itu dikarenakan jurusan kuliah yang ia ambil, pariwisata, cocok untuk bekerja di hotel. Zul mengalami masa training selama tiga bulan sebelum akhirnya dikontrak. Selama menjalani masa trainingnya, Zul juga bekerja sambilan sebagai tukang ojek di daerah Muka Kuning untuk bertahan hidup di rantau orang.

“Saya dulu kerja di hotel Melia Panorama dan menjalani masa training selama tiga bulan. Setelah tiga bulan, baru kontrak. Nah, selama saya training di hotel, saya kerja sambil ngojek di daerah muka kuning. Jadi saya bawa penumpang yang mau pulang ke dormitory kawasan itu. Setelah saya dikontrak, barulah saya berhenti jadi tukang ojek dan fokus pada pekerjaan saya di hotel,” jelas Zul Arif. 

Tak cukup sampai satu tahun Zul bekerja di Hotel, dirinya memutuskan untuk berhenti bekerja karena ingin mencoba kesempatan lain. Pada tahun 1999, dirinya melamar pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Nasib baik kala itu menghampiri Zul, dimana ia diterima menjadi PNS di kota Batam. Pada tahun 2000, Surat Keputusan (SK) Zul Arif telah keluar dan ia resmi menjabat sebagai PNS.

Zul resmi bekerja di Pemerintah Kota (Pemko) Batam setelah SK nya keluar. Selama mengabdikan dirinya di Pemko, ia sudah mengalami beberapa kali perpindahan dinas. Zul pertama kali ditempatkan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam yang pada waktu itu masih berkantor di Sekupang. Setelah dari Dinas Pariwisata, dirinya bekerja sebagai Ajudan Wali Kota Batam, Drs. H. Nyat Kadir, untuk waktu yang lama.

“Saya jadi Ajudan Wali Kota Batam saat itu, H. Nyat Kadir. Saya jadi Ajudan yang paling lama mendampingi beliau,” tutur pria kelahiran 29 Juli 1977 itu.

Setelah tak lagi menjabat sebagai Ajudan Wali Kota Batam, Zul mendapatkan tugas belajar khusus Pegawai Negeri Sipil dari program pemerintah saat itu untuk mendapatkan gelar Sarjana (S1). Berhasil melalui beberapa tes, akhirnya Zul lulus dan terpilih untuk belajar di Insitut Ilmu Pemerintahan (IIP) Depdagri di Cilandak Timur, Jakarta. Dirinya mengenyam pendidikan di IIP dengan jurusan Kebijakan Pemerintahan atau dulu disebut dengan jurusan Tata Praja. Zul berhasil lulus dalam program tersebut dan mendapat gelar Drs.

“Di Institut Ilmu Pemerintahan saya berhasil menamatkan gelar S1 saya dengan title Drs. Jadi dulu gelarnya itu Drs, karena satu-satunya lembaga pendidikan yang menggunakan gelar Drs dan Dra terakhir kali itu IIP. Kami merupakan angkatan terakhir yang pakai gelar itu. Sebelumnya, kampus-kampus lain sudah pakai gelar SIP, SE, SH,” jelas Zul sembari menerangkan mengenai gelarnya itu.

Zul kembali pulang ke Batam pada tahun 2004 setelah membawa gelar di depan namanya. Jabatan pertama nya kala itu adalah sebagai Sekretaris Lurah (Seklur) Tanjung Piayu selama satu setengah tahun. Menjadi sekretaris lurah mengharuskan Zul untuk bisa menerapkan ilmu-ilmu yang telah ia pelajari di IIP mengenai pelayanan masyarakat dan pelayanan publik.

Selesai jabatan Seklur, Zul mendapat promosi untuk menjadi Lurah di Kelurahan Kibing, Kecamatan Batu Aji. Zul merupakan Lurah pertama di Kelurahan Kibing. Dengan menjadi yang pertama, dirinya harus melewati tantangan yang luar biasa. Mulai dari kantor yang hanyalah rumah petak type 36 yang memiliki dua kamar, satu kamar mandi dan satu ruang tamu hingga staff yang berjumlahkan hanya tiga orang termasuk dirinya untuk melayani penduduk yang jumlahnya hampir 20.000 ribu jiwa.

“Saya adalah lurah pertama di Kibing, Kecamatan Batu Aji. Dan itu merupakan tantangan yang luar biasa menurut saya. Kenapa? Karena sebagai Lurah pertama disebuah wilayah, kita belum punya kantor. Wkatu itu Pemko menyewa satu unit rumah di Tembesi Center. Rumah type 36, memiliki dua kamar serta satu kamar mandi. Saat itu tahun 2006, hanya ada tiga orang staff yang bekerja dikantor itu termasuk saya,” jelas ayah dari empat orang anak itu.

Selama dirinya menjabat sebagai Lurah, ia mendapat tugas untuk mensukseskan pembangunan Kantor Lurah Kibing kala itu. Melalui koordinasi dengan rekan rekan Sekretariat Daerah, Satpol PP dan BP Batam, akhirnya kantor Lurah di bangun di lahan Ruli disamping Tembesi Center. Namun lahan itu penuh dengan pemukiman warga yang tinggal disana. Dari sana lah tantangan yang harus dihadapi Zul untuk dapat meyakinkan warga mengenai pentingnya pembangunan tersebut.

Penolakan yang luar biasa pun tak terhindarkan. Banyak warga yang tak setuju akan keputusan itu dan menolak mentah-mentah. Namun, setelah melalui proses, nego dan pendekatan yang panjang, akhirnya warga pun setuju untuk dibangunnya kantor lurah Kibing di lahan tersebut.

Belum sempat berkantor disana, Zul di mutasi ke Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Batam. Dirinya ditempatkan di Kasubag Publikasi pada Bagian Humas. Pekerjaan Zul sebagai Humas tak jauh-jauh dari media massa dan rekan rekan Jurnalis. Tak heran jika banyak wartawan media cetak, media elektronik angkatan dirinya yang mengenal baik seorang Zul Arif.

“Jaman itu saya paling rajin keliling ke media-media karena memang sudah tupoksi nya. Saya datang ke radio Batam FM, berkunjung ke Batam Pos, Batam News, Pos Metro dan masih banyak lagi. Waktu itu media online tidak semarak sekarang,” tutur Zul saat diwawancarai di Owntalk.

Setelah satu tahun menjabat sebagai Kasubag di Bagian Humas, Zul kembali dipindahkan kali ini ke Bagian Perekonomian. Pada Bagian Perekonomian, dirinya mengurusi program pemerintah yang diberi nama Program Raskin (Beras Untuk Keluarga Miskin). Disini Zul juga mengalami tantangan yang berat. Mendata jumlah orang-orang penerima Raskin dan harus selalu di update tiap harinya. Pada bagian Perekonomian, Zul cukup lama mengabdi pada kerjaan ini yaitu selama hampir delapan tahun. Hasil dari kerja kerasnya pada bagian ini adalah program Raskin yang berhasil mendapatkan Award dari pemerintah pusat atas keberhasilannya dan tim dalam mengelola program ini.

Selain program Raskin, Zul juga banyak berkecimpung di program pemerintahan, salah satunya adalah program pengentasan kemiskinan. Dirinya banyak berhubungan dengan Bulog, Bank Indonesia, intansi pusat (Telkom), PLN, ATB, pengusaha sembako dan lainnya. Dirinya juga aktif selama lima tahun menjadi anggota di TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Kota Batam. Selama berkecipung dibidang ini, Zul berhasil membangun kerja sama antara Kota Batam dan Kabupaten Kerinci terkait distribusi bahan pokok pangan seperti sayur mayur.

”Saya berhasil membuat suatu gebrakan dan merintis kerjasama antara Kota Batam dengan Kabupaten Kerinci. Karena Kerinci kaya akan hasil bumi, kentang, cabe, wortel, sayur mayur, dan sebagainya.  Saat itu saya merasa senang sekali. Saya bisa menghadirkan Bupati Kerinci ke Batam untuk menandatangani kerja sama antar daerah tadi,” jelas Zul mengenai pekerjaannya kala itu.

Lagi-lagi, Zul kembali harus dipindahkan Dinas ketika dirinya telah berhasil membuat gebrakan baru. Bagai kata, dirinya hanya membuat pondasi nya saja dan orang lain yang akan melanjutkannya.

Selama berkarir di Pemerintah Kota Batam Zul juga pernah menjabat sebagai Ketua Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, menempuh Pendidikan sebagai Mediator bersertifikat di Pusat Mediasi Nasional (PMN) Jakarta dan sampai saat ini menjabat sebagai Pejabat Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang menempuh pendidikan di Pusat Pendidikan Reserse dan Kriminal (Pusdik Reskrim) Megamendung Bogor.

Zul berpindah tugas ke Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. Dirinya ditempatkan pada bidang Pemberdayaan Kelurahan dan Ketahanan Masyarakat sebagai Kepala Seksi. Pada bagian ini dirinya harus koordinasi dengan Lurah dan Camat terkait dengan program-program pemerintah Batam. Terutama yang melibatkan unsur-unsur masyrakat yang tergabung dalam Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK). LKK ini sendiri terdiri dari RT, RW, LPM, PKK, Posyandu dan Karang Taruna.

Enam bulan menjabat sebagai Kepala Seksi, Zul kembali mendapat promosi menjadi Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Masyarakat di dinas yang sama.  Tentu porsi tugas yang harus dijalaninya bertambah. Tak hanya mengurusi Posyandu, PKK, Karang Taruna dan lain-lainnya, melainkan dirinya juga bertugas mengurusi lomba keluraha, lomba teknologi tepat guna, bulan bakti gotong royong masyarakat, Jambore PKK dan sebagainya.

“Setelah enam bulan sebagai Kepala Seksi, saya dapat promosi menjadi Kabid Pemberdayaan Masyarakat di Dinas yang sama. Scope kerja saya otomatis juga bertambah. Saya juga mendapatkan tantangan dari Bapak Walikota H. Muhammad Rudi untuk menghidupkan lembaga masyarakat yang bernama Karang Taruna,” cerita Zul yang kini menjabat sebagai Kabid Pemberdayaan Masyarakat Kota Batam

“Apa yang kita tanam sekarang ini, itulah yang akan kita tuai kedepannya,” tambahnya.

Lanjut Baca …