Ramadhan ke-19, Memetik Hikmah di Balik Musibah

Yan Fitrihalimansyah

“Tiba-tiba ada badai besar didepan helikopter yang kami bawa, seketika itu pikiran kalut bercampur takut, saya berusaha untuk menghindari badai, dan Heli oleng hingga jatuh dari ketinggian 1500 kaki (feet),” tulis Yan Fitri Halimansyah melalui pesan Whatsapp nya. Sabtu, (1/5/2021).

Insiden tahun 1997 itu lantas dimuat dalam beberapa surat kabar, dua orang penerbang dari Polri jatuh menggunakan Heli saat menghindari badai di sekitar puncak bogor. Yan Fitri dan seorang rekannya diselamatkan oleh pengemudi taksi dan membawa mereka ke Samapta Mabes Polri Penerbangan.

” Saat berada diawang-awang, saya teringat emak, Istri dan calon bayi kami yang masih dalam kandungan. Setengah sadar saya berdoa agar Allah SWT selamatkan saya untuk terus bisa berada ditengah-tengah mereka,” ingat Yan mengenang peristiwa itu.

Takdir Allah SWT, Yan dan rekannya masih dapat tertolong. Namun, Kecelakaan itu membuat cidera parah dan beberapa tulang kaki Yan harus patah.

Sedih, Kecewa, Takut dan lainnya menjadi satu. Yan sangat khawatir musibah kecelakaan heli itu membuat dirinya harus lumpuh total dan harus mengakhiri pengabdiannya di Kepolisian.

Namun, Setelah istirahat selama dua tahun lamanya, Yan dapat kembali mengabdi di kepolisian.

Sejak tahun tersebut hingga kini 2021 Yan telah melawati tragedi itu selama 24 tahun. Namun Yan masih menyimpan peristiwa itu dengan baik dalam ingatannya.

” Allah SWT kasih saya Hikmah dari tragedi itu,”kata Yan

Sejatinya kehidupan manusia tidak pernah luput dari ujian. Kebahagiaan dan kesedihan nyatanya terus dipergilirkan. Suka serta duka menjadi hiasan.

Wahab ibn Minbah mengatakan, “Tidaklah seorang yang berilmu itu sempurna keilmuannya, sebelum dia menerima ujian sebagai nikmat dan nikmat sebagai ujian. Orang yang ditimpa ujian itu sesungguhnya sedang menanti datangnya nikmat. Sedangkan, orang yang dikarunia nikmat sesungguhnya dia sedang menanti ujian.”

Ketahuilah, tidak ada sesuatu pun yang terjadi di muka bumi ini tanpa seizin-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS al-An’am: 17).

Yan Fitri menyebutkan, sesungguhnya setiap ujian yang datang dari Allah memiliki manfaat kebaikan. Hanya, kita sering luput menyingkap kebaikan tersebut. Ujian berupa bencana atau musibah memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.

“Tidaklah seorang Muslim itu semata-mata ditimpakan musibah dengan keletihan, kesulitan, penyakit, kesedihan, bahkan dengan tusukan sebuah duri sekalipun, kecuali Allah akan menjadikannya sebagai penebus dosa dan kesalahan-kesalahannya.” (HR Bukhari).

Sedikitnya ada lima hikmah yang bisa kita ambil dari setiap musibah. Pertama, sebagai peringatan yang mengajak manusia untuk kembali mendekat kepada-Nya. Sehebat apa pun kita saat ini, tak ada yang bisa menolak datangnya musibah. Karena itu, mari dekatkan diri kita kepada Allah yang merajai alam semesta.

Kedua, Allah satu-satunya pelindung. Sungguh, manusia amat lemah tanpa pertolongan dan perlindungan-Nya. Sadari bahwa Allahlah tempat untuk berlindung dari segala musibah.

Ketiga, menyadarkan seseorang dari kelalaian dan kemalasan. Jika selama ini kita terlalu disibukkan oleh urusan dunia hingga lalai pada perintah-Nya, segeralah bertobat. Sebab musibah dan kematian tak pernah diketahui kedatangannya.

Keempat, membersihkan noda dan dosa serta mengangkat derajat manusia di hadapan-Nya. Jadikan kesabaran sebagai bekal menghadapi setiap persoalan Kelima, menumbuhkan rasa peduli dan kasih sayang terhadap sesama untuk membantu mereka yang terkena bencana.

Wallahu a’lam.