Selain itu, sektor UMKM juga merupakan sektor yang diprioritaskan untuk dapat terus tumbuh dan dapat menyerap tenaga kerja. “Kita berharap ekonomi Provinsi Sumut yang ditargetkan tumbuh sebesar 4,8 %- 5,2% pada tahun 2021 dan sebesar 5,0 % – 5,4% pada tahun 2022 bisa dapat tercapai lewat program pemulihan ekonomi kita,” harapnya.
Tidak hanya sektor ekonomi, Ijeck juga mengatakan, bahwa sektor kesehatan tetap menjadi kunci utama yang dilaksanakan melalui penguatan protokol kesehatan di segala sektor. Serta peningkatan testing, tracing dan treatment, dalam memutus mata rantai penularan Covid-19, juga melakukan percepatan vaksinasi.
- Indra Sjafri Dipecat PSSI Usai Timnas U-20 Gagal di Piala Asia
- Dari Magelang, Amsakar Achmad Bagikan Pengalaman Retreat Hari Ketiga
- Sambut Ramadan, Menag Himbau Doa untuk Orang Tua yang Telah Wafat
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi mengatakan bahwa untuk memperkuat pemulihan ekonomi perlu melakukan sinergi guna menjaga stabilitas. Dimana Pemprov Sumut dan BI bisa bersinergi dalam mengembangkan UMKM, ekonomi dan keuangan syariah.
“Istrumen kebijakan moneter makroprudensial dan sistem pembayaran diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi melalui sinergi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK),” ujarnya.
Dalam upaya pemulihan ekonomi, BI di Sumut mengedepankan empat program utama, yaitu penguatan fungsi advisory kepada pemerintah daerah, untuk akselerasi pemulihan ekonomi. Kemudian dilakukan program dengan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di berbagai segmen, pengembangan UMKM dan promosi perdagangan, investasi serta pariwisata.
Pada rapat tersebut turut hadir Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, yang juga merupakan pimpinan rombongan Dolfie, Anggota Komisi XI DPR RI Sihar Sitorus, Gus Irawan Pasaribu, Puteri Anetta Komarudin, Kepala Perwakilan BI Sumut Soekowardojo, Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional V Sumbagut Yusup Ansori dan Kepala Badan Pusat Statistik Sumut Syech Shaimi.